Rabu, 02 Januari 2013

Perbandingan Sistem Ekonomi Taiwan, Singapura, dan Indonesia

Model sistem ekonomi yang dilaksanakan oleh negara Taiwan, Singapura, dan Indonesia

TAIWAN

Pada awal mulanyaa system perekonomian Taiwan adalah peralihan dari Ekonomi Pertanian
menuju Ekonomi Modern. Kemudian bergeser dari Sistem Ekonomi pusat yang direncanakan Negara (Central planning economy).  Kapitalisme untuk kapitalistik dinamis ekonomi ke Model Pasar Batal. Dan sekarang, menggunakan Sistem Pasar, dimana system perekonomian mengarah pada kapitalisme pasar yang lebih dominan dan Kapitalisme Demokrasi diminimalisir dalam pelaksanaannya.

SINGAPURA

Ekonomi  Pasar  yang  Kapitalistik,  berlandaskan Perencanaan Ekonomi Indikatif, Peran penting Pemerintah  dalam  Pembangunan berdasarkan kerangka kerja perekonomian Terbuka (Perdagangan dan Modal LN)

INDONESIA

Era Orla (1945-1965)
Indonesia menggunakan Sistem Negara - directed pembangunan. Dimana pelaksanaan system ekonomi menggunakan rezim orde lama dengan sosialisme birokratis, dan mengartikulasikan gerakan nonblok. Pada masa ini tingkat inflasi 600% per tahun (1965), salah satu ekonomi termiskin di dunia dengan pendapatan per kepala rata-rata = $ 70 (Krisis Ekonomi 1).
Era Orba (1966 - 1998)
Menggunakan Sistem ekonomi Demokrasi Ekonomi, namaun realitanya masih "Tarik-ulur" antara Kadar kapitalisme tinggi Dan Kadar Sosialisme tinggi. Sistem ekonomi diarahkan pada pembangunan pada tahun 1966 - 1998 oleh rezim Orba dengan system Kapitalisme birokrasi, dan sistem kapitalisme krooni. Mengedepankan masuknya modal asing atau investasi dan utang luar negeri atau bantuan luar negeri. Dalam praktiknya peran ekonomi pasarekonomi pasar lebih dominan. Secara singkat, system ekonomi pada masa Orba bisa disimpulkan kalau masih condong ke kapitalisme.
Era Transisi (1998 - 1999)
Era transisi menggunakan Sistem ekonomi  Pancasila yang berlandaskan GBHN 1998. Namun pada era transisi ini system ekonomi Indonesia juga masih mengarah Ke Kadar Kapitalisme tinggi atau lebih condong pada system kapitalisme pada pelaksanaannya.
Era Reformasi (1999 - sekarang)
Indonesia menganut system ekonomi berbasis pasar di mana peran harga dan swasta memainkan peran penting.

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan Pembangunan (Pertumbuhan) Ekonomi di Taiwan, Singapura, dan Indonesia adalah sebagai berikut;

Faktor Penentu Keberhasilan Taiwan

Pelaksanaan program LANDREFORM, yang mencakup:
  • Tenaga kerjaterampil, kerja keras, dan produktivitas yang tinggi.
  • Sistem kredit yang diarahkan (directed credit).
  • Pertumbuhan ekonomi, dan tujuan ekuitas.
  • Ekspor ekonomi berorientasi pada perdagangan luar negeri.
  • Hubungan antara swasta dan Pemerintah berjalan baik.
  • Tingkat investasi domestik bruto tinggi (% dari GNP): 13,30% (1955), 20,20% (1960) 22,70% (1965), 25,6% (1970), 30,5% (1975), 33,8% (1980), 18,7% (1985), 21,9% (1990), 22,3% (1991 - 1994).
Faktor Penentu Keberhasilan Singapura

Sistem Control pemerintah
Melaksanakan pembangunan berencana dirumuskan oleh Departemen Keuangan dan Perdagangan dan Industri, dan Dewan Pengembangan Economic (1961).
System Control pemerintah terhadap Industri
Pemerintah secara aktif berpartisipasi dan memiliki saham di perusahaan swasta diaktifkan oleh Departemen Keuangan Didirikan

Modal Asing
Perusahaan-perusahaan asing mendominasi manufaktur, memproduksi 70% output, yang mempekerjakan 50% dari tenaga kerja, membuat 80% dari investasi modal baru, dan akuntansi 90% dari ekspor (1980).

Faktor Penentu Keberhasilan Indonesia

Salah satu factor pendukung keberhasilan pembangunan di Indonesia adalah adanya tahap perencanaan pembangunan yang tersusun sebagai berikut:
  • Rencana Jangka Pendek (Rencana Tahunan) Þ APBN.
  • Rencana Jangka Menengah dan PJP I (1969 – 1993) :
REPELITA I (1969 - 1973): meningkatkan output dari makanan pokok (terutama beras) dan pengembangan infrastruktur untuk pertumbuhan
REPELITA II (1974 – 1978): terus push di agricultural dan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih besar di luar Jawa
REPELITA III (1979 – 1983): pembangunan industri
Repelita IV (1984 - 1988): penumpukan dasar industri, baja, plastik, dan petrokimia
 Repelita V (1989 - 1993): meningkatkan transportasi dan komunikasi
  • Pembangunan Jangka Panjang Tahap II  (PJP II) :
 Repelita VI – X (1994/1995 – 2023/2024) :                                                        
Rencana Tahap Tinggal Landas, dititik beratkan di Bidang ekonomi sebagai penggerak pembangunan, dan peningkatan mutu SDM, yang terpadu dengan bidang lainnya (1997-  2003 : Krisis Ekonomi) Þ Pelita VIII – X ditiadakan.
  • Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 1999 – 2004
Prioritas bidang Ekonomi, dan  langka-langkah Pemulihan Perekonomian dalam jangka Pendek (Krisis Ekonomi II),  dan pemantapan landasan Perekonomian dalam Jangka Menengah.
  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 :
RPJM 1 (2005 – 2009): Menata Ulang NKRI, Pembangunan yang aman, damai, adil, demokratis, dengan tingkat Kesejahteraan lebih baik.
RPJM 2 (2010 – 2014): Pemantapan NKRI, peningkatan mutu SDM, IPTEK, dan Daya saing perekonomian.
 RPJM 3 (2015 – 2019): Pemantapan pembangunan menyeluruh,  berkeunggulan  Kompetitif,  dan  Perekonomian berbasis SDA, mutu SDM, dan IPTEK.
RPJM 4 (2020 – 2024): Mandiri, maju, adil dan makmur, Pembangunan  di segala bidang, Struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan Keunggulan Kompetitif.

Sumber :
Wikipedia
Blog Dwi Riyana Handayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar