Senin, 07 Januari 2013

Bisnis yang Paling Menjanjikan

Hampir semua orang memiliki cita-cita untuk memiliki bisnis sendiri. Namun sering kali mereka bingung bagaimana memulainya, bisnis apa yang harus mereka geluti dan bagaimana pula prospeknya kedepan.
Inc, yang merupakan media bisnis terkemuka di Amerika Serikat (AS) belum lama ini merilis informasi penting bagi para pebisnis yang ingin mengetahui bisnis apa yang prospeknya paling menjanjikan hingga lebih dari 10 tahun mendatang.

Berikut adalah daftarnya:

1. Internet Bisnis, Data Processing dan Jasa Informasi lainnya (jualan di website/internet)
2. Sistem Komputer dan Jasa yang berhubungan dengannya
3. Sofware (jual beli aplikasi)
4. Jasa Ketenagakerjaan
5. Konsultasi: Management, Science, dan Teknis
6. Home Health Care
7. Jasa Penasihat Keuangan Pribadi
8. Jasa Perawatan Anak
9. Seni, Hiburan, dan Rekreasi
10. Film atau Video

Dari data tersebut, terlihat bisnis nomor satu yang paling menjanjikan hingga lebih dari 10 tahun mendatang adalah internet (bisnis). Hal itu tidak terlepas dari revolusi informasi dan teknologi yang berkembang pesat.

Menurut saya, bisnis-bisnis yang disebut diatas dan setiap bisnis yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan akan berhenti seiring berhentinya inovasi dan kreasi pada bisnisnya, dan akan tetap bertahan bahkan berkembang apabila dibarengi dengan inovasi dan kreasi-kreasi yang segar. Selamat berbisnis.

Sumber referensi:
http://www.beritasatu.com/bisnis/55914-inilah-10-bisnis-paling-menjanjikan.html

Kontribusi Musik Terhadap Perekonomian Nasional

Musik adalah bahasa universal, hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang menyukai musik. Belakangan musik Indonesia merajai di negara sendiri, hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi para musisi. Hal ini jadi perhatian tersendiri bagi pemerintah, pasalnya industri musik dapat menyumbang pendapatan yang sangat besar bagi perkeonomian nasional. Hal ini dikarenakan banyak sumber-sumber PPN yang bisa didapat dari industri musik diantaranya CD player, dan software. Selain itu, alat-alat musik seperti gitar, piano dan sebagainya yang harus mengekspor. Bayangkan alat musik ekspornya besar, ekspor gitar, piano itu besar belum lagi konsumsi dalam negerinya, jadi kalau kreatifitas ini dimatikan maka sumber nilai, kreatifitas turun, industripun akan turun. Semua negara konsen terhadap industri musik, maka alangkah naifnya jika RI tidak konsen terhadap nilai, kreatifitas, konsumsi, industri dan ekspor dalam industri musik. Plt.Dirjen Nilai Budaya, Seni & Film Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ukus Kuswara mengatakan dari data sementara tahun 2010 PDB kontribusi nasional yang berasal dari industri musik mencapai 0,37 persen. Dimana jumlah tenaga kerja yang terserap dalam dunia ini mencapai 150.516 orang. Untuk nilai ekspor industri musik, sebesar Rp. 173.069 juta, dan nilai impor Rp. 82.155 juta. “Ini sesuatu yang luar biasa kalau dikembangkan.
 
Pada Industri musik banyak di antaranya individu dan organisasi yang beroperasi didalamnya, misalnya :
  • Musisi yang menulis dan melakukan musik
  • Perusahaan dan profesional yang membuat dan menjual musik rekaman (misalnya, penerbit musik , produser , studio, insinyur , label rekaman , ritel dan online yang toko musik ,kinerja organisasi hak ). Mereka yang hadir live music pertunjukan ( agen pemesanan , promotor , tempat musik , kru jalan ) 
  • Profesional yang membantu musisi dengan karier musik mereka ( bakat manajer , manajer bisnis , hiburan pengacara ) 
  • Mereka yang menyiarkan musik ( satelit dan radio siaran) 
  • Wartawan 
  • Pendidik 
  • Produsen alat musik 
  • Serta banyak lainnya
Jadi, negara tidak boleh meremehkan serta menganaktirikan sebuah nilai, kreatifitas & industri. Artinya tidak memandang sebelah mata, apalagi ini berkaitan dengan pemasukan negara. Musik juga salah bentuk industri yang dapat mengurangi kemiskinan serta pengangguran. Dari musik Negara bisa mendapatkan pajak (pajak pendapatan, pajak penjualan), dari musik kemiskinan & pengangguran berkurang, karena mereka mempunyai pekerjaan dan berpendapatan.

Sumber referensi:
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/04/23/149633/Keberadaan-Musik-Rock-Bisa-Menambah-Pendapatan-Negara/2
http://www.ekon.go.id/news/2012/02/27/industri-musik-dorong-penerimaan-negara

 

Minggu, 06 Januari 2013

Pengaruh Kelas Sosial dan Status Sosial Terhadap Perilaku Konsumen

Pengaruh Kelas Sosial Terhadapa Perilaku Konsumen
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah” dalam kata lain dimana antara yang kaya dan miskin. Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.

Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.

Pengaruh Status Sosial Terhadap Perilaku Konsumen

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Status yang dimiliki seseorang dalam suatu kelompok sosial dari ruang lingkup yang kecil sampai yang lebih besar, mempengaruhi suatu perilaku konsumen dalam menentukan suatu keputusan pembelian. Sebagai contoh adalah seorang selebriti ternama akan mengenakan pakaian yang mahal dan glamour. Hal tersebut dikarenakan oleh faktor pribadi dan faktor psikologis.
  • Faktor Pribadi 
Keputusan seorang pembeli dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
  • Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

Akan tetapi teori-teori diatas tidak lantas boleh dipersamakan pada setiap orang. Tidak sedikit orang yang kelas sosial dan statusnya high class tetapi mempunyai kepribadian yang down to earth, hal tersebut memungkinkan individu yang kelas dan status sosialnya lebih tinggi memilih produk yang sederhana. Hal tersebut tergambar pada sosok gubernur baru Jakarta, Bapak Jokowi, pada kesehariannya Bapak Gubernur Jakarta ini lebih sering mengenakan pakaian yang sederhana, begitu juga dengan mobil yang membawanya kesana kemari semua terlihat sederhana.

Sumber Referensi:
Wartawarga Gunadarma

Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku

Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan bantuan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu fisiologi, mempelajari tingkah laku manusia, dengan menitik beratkan sifat-sifat yang khas dari organ-organ dan sel-sel yang ada dalam tubuh. Sedangkan sosiologi, mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku dan perbuatan manusia dengan menitik beratkan pada masyarakat dan kelompok sosial sebagai satu kesatuan, dan melihat individu sebagai bagian dari kelompok masyarakat ( keluarga, kelompok sosial, kerabat, clan, suku, ras, bangsa). Di antara dua kelompok ilmu pengetahuan ini berdiri psikologi, yang membidangi individu dengan segala bentuk aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan kerja selama hidupnya (Kartini, K., 1980). Selanjutnya Kartini menyatakan, bahwa fisiologi memberikan penjelasan mengenai macam-macam tingkah laku lahiriah, yang sifatnya jasmani. Sedangkan manusia merupakan satu totalitas jasmani-rohani. Psikologi mempelajari bentuk tingkah laku (perbuatan, aktivitas) individu dalam relasinya dengan lingkungannya.
Dari pemahaman diatas, terlihat bahwa betapa mempelajari sikap dan perilaku manusia sangat penting, agar tercipta hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
Produsen sangat berkepentingan dalam hal mengenali sikap dan perilaku konsumen atau calon konsumennya. Oleh karena itu produsen akan selalu mencari tau kecendrungan para calon konsumennya dalam memilih produk. Berbagai cara dilakukan oleh produsen untuk dapat mencapai tujuannya, tujuan yang dimaksud adalah agar konsumen mau melirik produknya.
Dari Bujukan Hingga Komunikasi
Berawal dari Stimulan yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku konsumen dapat dijadikan faktor yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek promosi.
Teknik Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai: (1) upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku, (2) aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untukmengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif, (3) penggunaan secara empiristeknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatanpositif, penguatan negatif, dan hukuman, atau (4) usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia. 
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan tempatdimana individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebihbaik dalam masyarakat. Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa, atausituasi yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupanseseorang. Mengikuti pendekatan ilmiah artinya bahwa penerapan modifikasi perilakumemakai prinsip-prinsip dalam psikologi belajar, dengan penempatan orang, objek,situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat dipertanggungjawabkan secarailmiah. Sedangkan menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubahperilaku maksudnya bahwa dalam modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi darimetode atau teknik-teknik yang telah dikembangkan dan mudah untuk diterapkan. 
Adapun teknik modifikasi perilaku adalah sebagai berikut :
 
1.      Dorongan (Prompting)
Permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang.Barangkali setiap orang yang pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai dorongan.
2.      Teknik Banyak Permintaan Banyak (Many asking)
Mengajukan beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari permintaan yang kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.Contoh: Menawarkan produk yang lebih mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk yang lebih murah.
3.      Prinsip Resiprositas (Reprosity)
Teknik meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk. Contoh : Memberikan sample produk gratis, mencicipi produk, test drive dan sebagainya.
4.      Peran Komitmen (Committement)
Komitmen yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi.Perusahaan penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis. Mereka dapat mengurangitingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan mengisi formulir perjanjian penjualan (sebagai tanda jadi).
5.      Pelabelaan (Labeling)
Melibatkan pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti “Anda Baik Hati”. Label diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang disiratkan oleh labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar untuk menarikhati calon konsumen, sehingga pembelian terjadi.Pemasar pakaian dapat mengatakan, “Anda orang tua yang penuh perhatian.” di saat menawarkan pakaian untuk anak orang tersebut.
6.      Intensif (Insentif)
Insentif mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat, kontes dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan strategi promosi produk. Contoh : mainan anak pada produk makanan anak, cairan pewangi pada produk detergen dan sebagainya.
Kesimpulan
Sekilas, terlihat bahwa antara sikap dan perilaku ada kesamaan. Oleh karena itu, psikolog sosial, seperti Morgan dan King, Howard dan Kendler, serta Krech dkk., mengatakan bahwa antara sikap dan perilaku adalah konsisten. Apakah selalu bahwa sikap konsisten dengan perilaku? Seharusnya, sikap adalah konsisten dengan perilaku, akan tetapi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku, maka dapat juga sikap tidak konsisten dengan perilaku. Dalam keadaan yang demikian terjadi adanya desonansi nilai.
Para psikolog, di antaranya Morgan dan King, Howard dan Kendler, Krech, Crutchfield dan Ballachey, mengatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan hereditas. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah beragam, di antaranya pendidikan, nilai dan budaya masyarakat, politik, dan sebagainya. Sedang faktor hereditas merupakan faktor bawaan seseorang yang berupa karunia pencipta alam semesta yang telah ada dalam diri manusia sejak lahir, yang banyak ditentukan oleh faktor genetik. Kedua faktor secara bersama-sama mempengaruhi perilaku manusia. Jika kita ingin menumbuhkan sikap, kita harus memadukan faktor bawaan berupa bakat dan faktor lingkungan pendidikan dan belajar. Pandangan ini sejalan dengan hukum konvergensi perkembangan yang menyeimbangkan antara faktor bawaan dengan faktor lingkungan, tanpa mengorbankan satu faktorpun (Syah, 2002).
Sumber Referensi:
Blog nonaninda
Wikipedia
 
 

Fakta Seputar Kontribusi Rokok dalam Perekonomian Indonesia

Industri rokok selalu menjadi kontroversi di Tanah Air menyusul unjuk rasa ribuan petani tembakau yang menentang bakal disahkannya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) pengendalian tembakau, yang dinilai akan mematikan mata pencaharian petani tembakau, industri rokok dan bisnis yang terkait dengannya. Kontroversi tersebut tampaknya akan terus berlanjut sebab baik mereka yang menentang RPP mau pun pendukungnya, akan terus berupaya keras untuk mengegolkan keinginannya. Ini terjadi karena industri mau pun bisnis yang bakal terpengaruh oleh ketentuan ini tergolong cukup signifikan bagi perekonomian.

Seperti apa sebetulnya kontribusi tembakau dan industri rokok bagi perekonomian Indonesia?

Menurut Syamsul Hadi, pakar tembakau yang pernah diundang oleh FKP DPR RI memberi masukan perihal ini, kontribusi penciptaan lapangan kerja dari industri rokok dan yang terkait dengannya mencapai 24,4 juta. Ia menambahkan, 1,25 juta orang bekerja di ladang-ladang tembakau, 1,5 juta bekerja di ladang cengkeh dan sekurang-kurangnya 10 juta orang terlibat langsung dalam industri rokok. Penerimaan negara (Pemerintah Pusat) yang berasal dari cukai rokok per tahun 2011 mencapai Rp62,76 triliun. Sementara kontribusinya terhadap perekonomian daerah juga tidak bisa dianggap remeh.

Sebagai contoh, dana bagi hasil cukai tembakau di Kabupaten Temanggung mencapai Rp10,05 miliar pada 2009 atau lebih dari seperempat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Temanggung. Jumlah itu bertambah menjadi Rp13,67 miliar pada 2010 atau 24,81 persen PAD. Beberapa daerah sangat menggantungkan hidup masyarakatnya pada industri rokok. Kediri, Malang, Kudus dan berbagai kota lainnya, ekonominya sangat ditentukan oleh rokok. Kudus, misalnya, menyumbang Rp15,1 triliun dari total pendapatan cukai Rp60 triliun. 

Kabupaten Minahasa merupakan penghasil cengkeh terbesar di Indonesia yang utamanya merupakan bahan baku rokok kretek. Kesejahteraan penduduknya sangat tergantung pada cengkeh. Ketika terjadi monopoli BPPC di awal 1990, kemiskinan massal melanda daerah itu karena harga cengkeh yang rendah.

Hal tersebut diatas menjadi dilema bagi pemerintah. Di satu sisi rokok sangat membantu perekonomian Indonesia, namun disisi lain rokok mengancam kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut saya, untuk sementara ini solusi yang terbaik adalah mematuhi etika merokok yang telah diatur oleh pemerintah. Untuk setiap perokok yang ingin melampiaskan hasratnya untuk merokok sebaiknya merokok pada tempat-tempat yang diperbolehkan untuk merokok dan tidak merokok di tempat-tempat area umum.

Sumber:
Jaringnews.com

Kisah Inspiratif Pengusaha Muda

Indonesia banyak memiliki pengusaha-pengusaha muda yang sukses di bidangnya. Sebagian dari mereka ada yang berasal dari keluarga yang sederhana yang berjuang sekuat tenaga menghadapi kerasnya kehidupan sampai akhirnya menjadi seorang pengusaha sukses yang memiliki penghasilan sampai ratusan juta rupiah per bulan.

Untuk menjadi seorang pengusaha tidaklah mudah, butuh ketekunan, konsistensi dan pantang menyerah dalam menekuni bisnisnya. Mereka yang berhasil adalah seseorang yang tak pernah menyerah walau dengan sekeras apapun cobaan hidup menerpa.

Berikut adalah daftar pengusaha muda sukses yang berasal dari negeri kita, Indonesia tercinta.

1. Andi Nata.


Ia adalah seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia yang mengambil jurusan teknik Mesin. Sebuah upaya banting stir ia lakukan dengan mencoba menekuni bidang diluar yang sedang ia tekuni di kampusnya. Ia mencoba terjun di bisnis kuliner. Ia berbisnis masakan aqiqah identik dengan sate dan gulai kambing.

Walaupun ia sama sekali tidak bisa memasak namun karena kemauan kerasnya bahwa ia harus bisa sukses di bisnis kuliner waktu berjalan mengantarkan bisnisnya hingga beromzet ratusan juta rupiah per bulan. Kini masakannya sudah masuk ke Hotel Four Seasons dan tiga hotel bintang empat lainnya di Jakarta.


2. Annur Budi Utama

Orang yang biasa dipanggil Mas Bonbon ini pernah kuliah di UGM jurusan Teknik Industri tahun 2008, berumur 21 tahun ini adalah pemilik Deepublish Company yang ditaksir memiliki income hingga 200 juta per bulan. 

Ia mengungkapkan bahwa rahasia suksesnya adalah langsung action jangan terlalu banyak teori. Dalam berbisnis memang wajib turun di lapangan bukan hanya membahas strategi secara berkepanjangan tanpa bertindak. Setiap apapun yang ditekuni haruslah fokus karena jika setengah-setengah hasilnya tidak akan maksimal. Ia melanjutkan. 

3. Nurana Indah Paramita

Bermodalkan 5 juta rupiah, ia dan teman2nya di Institut Teknologi Bandung berhasil mengembangkan pembangkit listrik bernilai jutaan dolar melalui T-Files marine current turbine (turbin arus air laut T-Files).

Ia mulai menekuni pengembangan turbin dari arus air laut sejak tahun 2005. Saat itu mereka harus mengikhlaskan uang saku selama kuliah hingga terkumpul Rp 5 juta. Meski mereka belum mendapat perhatian dari pemerintah, tim tersebut terus mengembangkan teknologi turbin secara nyata. 

Kini turbin T-Files nya sudah terpasang sudah terpasang di beberapa pulau di Indonesia seperti Lombok, Jawa dan Bali. Ia bahkan mampu menarik perhatian PLN hingga kontrak 1 megawatt pun akhirnya ditandatangani dan rupiah pun selalu mengalir di kantongnya.

4. Fauzan Adhima Efwandaputra

Ia adalah pengusaha muda berikutnya asal Indonesia yang berbisnis pembuatan sepatu buatan tangan atau handmade shoes. Bermarkas di Bandung ia menjalankan bisnisnya dengan menargetkan konsumen yang memiliki selera tinggi (harga mahal). Harga jual berkisar antara Rp 495.000-Rp 923.000 per pasang.

Selain memiliki toko ritel di Bandung, ia juga memasarkan sepatu buatannya itu ke berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Jakarta, dan Bali. Kini Fauzan meraup omzet Rp 50 juta setiap bulan, dengan margin keuntungan 10%-15% dari omzet.




Dari kisah-kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan sukses apabila punya semangat juang yang tinggi, tidak kenal lelah, dan mempunyai keinginan yang tinggi untuk sukses. Sukses terus pemuda Indonesia.

Sumber :
Website Himpunan Pengusaha Muda Indonesia

Sabtu, 05 Januari 2013

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan

Sumber daya konsumen terhadap pembelian terkait dengan pendapatan yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya mempengaruhi pengeluaran mereka terhadap suatu barang. Pengetahuan juga berpengaruh pada penjualan produk. Dengan pengetahuan akan produk yang dimiliki seseorang membuat seseorang itu tertarik dengan produk yang akan dia beli. Sumber Daya Konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi. Pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu yang dimiliki baik yang tergolong pada sumber daya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumber daya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi). Sumber daya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan, aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah. Karena apabila sumber daya alam dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Disamping komponen sumber daya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumber daya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an. Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP).
Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.
Pengetahuan Konsumen terhadap Pembelian
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi mengenai berbagai produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pengetahuan akan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Dari pengetahuan yang dimiliki ini konsumen akan tertarik pada produk yang memang diminati. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.  Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tsb. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.
Jenis Pengetahuan Produk
  • Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
Setiap individu memiliki pengetahuan yang berbeda dari sudut pandang mereka melihat karakteristik atau ciri atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Contoh: Meja A fisiknya baik namun cat cepat luntur dan meja B fisiknya biasa namun warna cat kuat.
  • Pengetahuan tentang manfaat produk
Setiap individu memiliki tujuan masing-masing. Terhadap suatu barangpun setiap konsumen memliki pandangan yang berbeda dalam memanfaakannya. Pengetahuan akan manfaat ini yang mempengaruhi tingkat pembelian. Contoh: Seorang Konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yg dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar pencernaan.
  • Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
Konsumen A dan konsumen B juga memiliki tingkat kepuasan yang berbeda akan suatu produk. Dengan produk yang sama belum tentu kedua konsumen ini merasa puas. Contoh: Lemari A berhadiah gantungan baju dan lemari B berhadiah jemuran lipat. Produk adalah segala sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dirasakan, dan dapat dimanfaatkan. Produk terdiri atas: Barang, Jasa, Tempat dan Manusia. Barang terbagi atas dua jenis, yaitu barang tidak tahan lama dan barang tahan lama. Barang tidak tahan lama adalah barang yang umur ekonominya lebih pendek, kurang dari 1 tahun. Barang tahan lama adalah barang yang umur ekonominya lebih panjang atau lebih dari 1 tahun.
Jasa adalah sesuatu yang bisa kita rasakan manfaatnya. Seperti: tukang ojek, salon, panti pijat, dll.
5 tingkatan produk
Pemasar perlu memperhatikan 5 tingkatan berikut:
1.    Produk inti
Produk yang memang ingin dijual dan sudah memenuhi syarat.
Contoh: Rumah sakit = menyediakan kamar/ruang untuk pasien.
2.    Produk generik
Produk yang memang mendukung produk inti.
Contoh: Rumah sakit = menyediakan ranjang.
3.    Ptoduk Harapan
Produk yang diharapkan oleh konsumen.
Contoh: Rumah sakit = pasien mengharapkan kenyamanan, obat-obatan lengkap.
4.    Produk pelengkap
Produk yang melengkapi produk diatas.
Contoh: Rumah sakit = menyediakan pelengkap-pelengkap yang lebih menyamankan konsumen. AC, TV, dll.
5.    Produk Potensial
Produk yang memperhatukan untuk masa yang akan datang.
Contoh: Rumah sakit = membuka cabang lain.

Klasifikasi Barang Konsumen
Straples, yaitu barang-barang yang rutin dibeli dan untuk membelinya tidak sulit.
·  Impluse goods : Barang yang sudah banyak di sekeliling kita dan membelinya tidak butuh perencanaan. Contoh: Permen, makanan-makanan.
·     Emergency: Barang yang dibeli saat mendesak. Contoh: paying dan jas ujan saat musim hujan.
Shooping Goods yaitu barang yang untuk mendapatkannya membutuhkan usaha yang khusus.
·     Homogeneus Goods : Produk yang memang sejenis, kualitas dan harganya berbeda.
·     Heterogeneus : Produk yang barang, kualitas, harganya berbeda dan manfaatnya sama.
Specially Goods yaitu barang khusus yang untuk mendapatkannya lebih sulit. Contoh: unik dan mewah.
Unsought Goods
·  Regulary Good : Produk yang memang sudah banyak terjual namun tidak terfikirkan untuk membelinya. Tidak diharapkan. Contoh: Batu nisan, tanah/lahan untuk makam.
·   New Unsought Good : Produk yang memang tidak dapat diketahui. Kita perlu untuk masa akan datang. Contoh: ide dari setiap produsen.
Pengetahuan yg lebih banyak akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yg akan dibelinya.
Dua Jenis Manfaat
(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk. 

Sumber:
Wikipedia

Jumat, 04 Januari 2013

SIKAP MOTIVASI DAN MAWAS DIRI

MOTIVASI

Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah energi pendorong yang berasal dari dalam kita sendiri. Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita  agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.  Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Biasanya motivasi akan besar bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya. Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir, hubungan, spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar, mengajar anak atau apapun. Motivasi ini akan ada bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan. Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai.
 
Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena motivasinya kurang. Apakah hubungannya motivasi dengan mawas diri? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu. Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin. Cobalah setelah membaca tulisan ini untuk benar-benar mengembangkan atau merubah kondisi yang tidak sesuai yang ada dalam diri anda, anda pasti bisa.
 
MAWAS DIRI

Mawas Diri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melihat (memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur, instropeksi, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sedangkan Mawas Diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Mawas Diri harus ditanamkan sejak dini di dalam diri kita agar kelak kita tidak salah dalam melangkah, kita dapat mengetahui situasi dan kondisi yang ada dan kita dapat tahu hal apa yang harus kita lakukan. Mawas diri adalah kemampuan untuk mengatur respons sosial di dunia nyata, mengubah apa yang kita lakukan agar sesuai dengan kultur, lingkungan, dan kebiasaan orang yang kita ajak berkomunikasi.  Salah satu contoh mawas diri misalnya, karena hidup di dunia ini adalah ujian dimana di dunia ini tidak ada yang abadi seharusnya kita sadar bahwa tidak ada yang abadi di dunia inilah berarti hidup itu ujian yang kunci menjawabnya adalah keikhlasan. Keikhlasan dalam menjalani kehidupan dan keikhlasan dalam berbagi kepada sesama maupun bermanfaat bagi orang lain di dunia ini.
 
Sumber:

Rabu, 02 Januari 2013

Perbandingan Sistem Ekonomi Taiwan, Singapura, dan Indonesia

Model sistem ekonomi yang dilaksanakan oleh negara Taiwan, Singapura, dan Indonesia

TAIWAN

Pada awal mulanyaa system perekonomian Taiwan adalah peralihan dari Ekonomi Pertanian
menuju Ekonomi Modern. Kemudian bergeser dari Sistem Ekonomi pusat yang direncanakan Negara (Central planning economy).  Kapitalisme untuk kapitalistik dinamis ekonomi ke Model Pasar Batal. Dan sekarang, menggunakan Sistem Pasar, dimana system perekonomian mengarah pada kapitalisme pasar yang lebih dominan dan Kapitalisme Demokrasi diminimalisir dalam pelaksanaannya.

SINGAPURA

Ekonomi  Pasar  yang  Kapitalistik,  berlandaskan Perencanaan Ekonomi Indikatif, Peran penting Pemerintah  dalam  Pembangunan berdasarkan kerangka kerja perekonomian Terbuka (Perdagangan dan Modal LN)

INDONESIA

Era Orla (1945-1965)
Indonesia menggunakan Sistem Negara - directed pembangunan. Dimana pelaksanaan system ekonomi menggunakan rezim orde lama dengan sosialisme birokratis, dan mengartikulasikan gerakan nonblok. Pada masa ini tingkat inflasi 600% per tahun (1965), salah satu ekonomi termiskin di dunia dengan pendapatan per kepala rata-rata = $ 70 (Krisis Ekonomi 1).
Era Orba (1966 - 1998)
Menggunakan Sistem ekonomi Demokrasi Ekonomi, namaun realitanya masih "Tarik-ulur" antara Kadar kapitalisme tinggi Dan Kadar Sosialisme tinggi. Sistem ekonomi diarahkan pada pembangunan pada tahun 1966 - 1998 oleh rezim Orba dengan system Kapitalisme birokrasi, dan sistem kapitalisme krooni. Mengedepankan masuknya modal asing atau investasi dan utang luar negeri atau bantuan luar negeri. Dalam praktiknya peran ekonomi pasarekonomi pasar lebih dominan. Secara singkat, system ekonomi pada masa Orba bisa disimpulkan kalau masih condong ke kapitalisme.
Era Transisi (1998 - 1999)
Era transisi menggunakan Sistem ekonomi  Pancasila yang berlandaskan GBHN 1998. Namun pada era transisi ini system ekonomi Indonesia juga masih mengarah Ke Kadar Kapitalisme tinggi atau lebih condong pada system kapitalisme pada pelaksanaannya.
Era Reformasi (1999 - sekarang)
Indonesia menganut system ekonomi berbasis pasar di mana peran harga dan swasta memainkan peran penting.

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan Pembangunan (Pertumbuhan) Ekonomi di Taiwan, Singapura, dan Indonesia adalah sebagai berikut;

Faktor Penentu Keberhasilan Taiwan

Pelaksanaan program LANDREFORM, yang mencakup:
  • Tenaga kerjaterampil, kerja keras, dan produktivitas yang tinggi.
  • Sistem kredit yang diarahkan (directed credit).
  • Pertumbuhan ekonomi, dan tujuan ekuitas.
  • Ekspor ekonomi berorientasi pada perdagangan luar negeri.
  • Hubungan antara swasta dan Pemerintah berjalan baik.
  • Tingkat investasi domestik bruto tinggi (% dari GNP): 13,30% (1955), 20,20% (1960) 22,70% (1965), 25,6% (1970), 30,5% (1975), 33,8% (1980), 18,7% (1985), 21,9% (1990), 22,3% (1991 - 1994).
Faktor Penentu Keberhasilan Singapura

Sistem Control pemerintah
Melaksanakan pembangunan berencana dirumuskan oleh Departemen Keuangan dan Perdagangan dan Industri, dan Dewan Pengembangan Economic (1961).
System Control pemerintah terhadap Industri
Pemerintah secara aktif berpartisipasi dan memiliki saham di perusahaan swasta diaktifkan oleh Departemen Keuangan Didirikan

Modal Asing
Perusahaan-perusahaan asing mendominasi manufaktur, memproduksi 70% output, yang mempekerjakan 50% dari tenaga kerja, membuat 80% dari investasi modal baru, dan akuntansi 90% dari ekspor (1980).

Faktor Penentu Keberhasilan Indonesia

Salah satu factor pendukung keberhasilan pembangunan di Indonesia adalah adanya tahap perencanaan pembangunan yang tersusun sebagai berikut:
  • Rencana Jangka Pendek (Rencana Tahunan) Þ APBN.
  • Rencana Jangka Menengah dan PJP I (1969 – 1993) :
REPELITA I (1969 - 1973): meningkatkan output dari makanan pokok (terutama beras) dan pengembangan infrastruktur untuk pertumbuhan
REPELITA II (1974 – 1978): terus push di agricultural dan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih besar di luar Jawa
REPELITA III (1979 – 1983): pembangunan industri
Repelita IV (1984 - 1988): penumpukan dasar industri, baja, plastik, dan petrokimia
 Repelita V (1989 - 1993): meningkatkan transportasi dan komunikasi
  • Pembangunan Jangka Panjang Tahap II  (PJP II) :
 Repelita VI – X (1994/1995 – 2023/2024) :                                                        
Rencana Tahap Tinggal Landas, dititik beratkan di Bidang ekonomi sebagai penggerak pembangunan, dan peningkatan mutu SDM, yang terpadu dengan bidang lainnya (1997-  2003 : Krisis Ekonomi) Þ Pelita VIII – X ditiadakan.
  • Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 1999 – 2004
Prioritas bidang Ekonomi, dan  langka-langkah Pemulihan Perekonomian dalam jangka Pendek (Krisis Ekonomi II),  dan pemantapan landasan Perekonomian dalam Jangka Menengah.
  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 :
RPJM 1 (2005 – 2009): Menata Ulang NKRI, Pembangunan yang aman, damai, adil, demokratis, dengan tingkat Kesejahteraan lebih baik.
RPJM 2 (2010 – 2014): Pemantapan NKRI, peningkatan mutu SDM, IPTEK, dan Daya saing perekonomian.
 RPJM 3 (2015 – 2019): Pemantapan pembangunan menyeluruh,  berkeunggulan  Kompetitif,  dan  Perekonomian berbasis SDA, mutu SDM, dan IPTEK.
RPJM 4 (2020 – 2024): Mandiri, maju, adil dan makmur, Pembangunan  di segala bidang, Struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan Keunggulan Kompetitif.

Sumber :
Wikipedia
Blog Dwi Riyana Handayani

Sumbangsih Pekerja Rumah Tangga (PRT) Terhadap Ekonomi Nasional

Apakah ada sumbangsih Pekerja Rumah Tangga (PRT) terhadap ekonomi nasional? Pertanyaan ini terus muncul dan membutuhkan jawaban di tengah-tengah upaya mengadvokasi Rancangan Undang-Undang Perlindungan PRT (RUU PPRT).

Setiap keluarga yang suami istri bekerja di luar rumah, baik sebagai pegawai sebuah instansi atau perusahaan, maupun memiliki usaha sendiri, pekerjaan di wilayah domestik diserahkan pada PRT. Mulai dari menyapu rumah, merawat anak serta mengantar ke sekolah, mencuci pakaian, memasak dan urusan-urusan rumah lainnya. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh PRT ini telah membuat pekerjaan-pekerjaan pencari nafkah keluarga (suami, istri atau suami dan istri) menjadi lancar karena urusan domestik mereka telah ditangani oleh PRT.

PRT telah turut berperan dalam memungkinkan suami-istri dalam sebuah keluarga bisa bekerja dengan leluasa. Suami-istri yang yang bekerja ini akan meningkatkan konsumsi dan investasi yang pada gilirannya akan menambah pendapatan nasional. Demikian pula dengan PRT yang dengan profesi yang ia tekuni, ia memiliki penghasilan dan dengan demikian mampu mengkonsumsi dan investasi yang tentunya memiliki pengaruh dalam pendapatan nasional.

Data pendapatan nasional merupakan alat untuk mendapatkan angka pertumbuhan ekonomi masyarakat dan ekonomi nasional. Data Pendapatan nasional dapat digunakan untuk melihat berbagai sektor perekonomian suatu negara, apakah ia merupakan negara industri, pertaninan, atau negara jasa. Data itu juga dapat dipakai untuk membandingkan kemajua perekonomian dari waktu ke waktu, membandingakn perkonomian antarnegara atau antar daerah, serta sebagai landasan perumusan kebijakan pembangunan oleh pemerintah.

Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

PRT adalah pekerjaan dalam sektor jasa. Sama halnya dengan TKI yang bekerja di beberapa negara tetangga, mereka berprofesi sebagai PRT yang merupakan sektor jasa juga. Jika sumbangsih TKI terhadap ekonomi nasional dapat dihitung besarnya devisa yang dihasilkan (dilihat dari remitansi). Pada tahun 2008 saja, TKI memberikan devisa 130 trilyun rupiah. Angka sumbangan devisa kedua setelah Migas (180 trilyun rupiah). PRT dalam negeri tentunya memiliki sumbangan ekonomi yang tak kalah signifikan karena peran mereka yang memberikan peningkatan produktifitas angkatan kerja karena urusan domestik telah dialihkan ke PRT. Angka-angka tersebut memang belum pernah disebutkan dalam sensus atau pendataan yang serius oleh lembaga yang kridibel seperti BPS. Tentunya pendataan secara lebih cermat menjadi rekomendasi penting untuk melihat peran strategis PRT dalam ekonomi nasional.

Baik TKI (yang kebanyakan berprofesi PRT di luar negeri) maupun PRT di dalam negeri belum mendapatkan perlindungan yang memadai untuk pemenuhan hak-hak mereka sebagai pekerja maupun perlindungan atas pelanggaran hak-hak mereka sebagai manusia. Pelecehan seksual, penganiayaan, upah di bawah standar, penganiayaan dan bentuk kekerasan lainnya tidak sedikit dialami oleh PRT. Perlindungan yang sistematis dan menyulurh sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi semua itu. Memahami kontribusi PRT terhadap ekonomi nasional merupakan satu langkah untuk meyakinkan pemerintah bahwa keberadaan PRT harus diakui dan tanggung jawab pemerintah untuk melindungi. Bagi masyarakat luas yang mempekerjakan PRT juga perlu mengetahui peran penting PRT ini terhadap ekonomi keluarga mereka
.

Sumber :
Serunay.blogspot.com
Wikipedia
Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga

Pengaruh Individu

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Pengaruh personal atau individu Merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berasal dari faktor pada diri si konsumen, yang diantaranya:
·         Usia dan Tahap Daur Hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
·         Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.
·         Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.
·         Gaya Hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
·         Kepribadian dan Konsep Diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
            Sumber:
Simamora, Bilson. 2000. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama.
Wikipedia.

PENGARUH INDIVIDU

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Pengaruh personal atau individu Merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berasal dari faktor pada diri si konsumen, yang diantaranya:
·         Usia dan tahap daur hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
·         Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.
·         Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.
·         Gaya hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
·         Kepribadian dan konsep diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau erek, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
            Sumber:
Simamora, Bilson. 2000. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama.