Era digital dengan kemajuan
teknologi informasi dan koneksi internet sangat menefisiensikan
kehidupan masyarakat kita sekarang. Bahkan kini sudh menjadi gaya hidup
sebagian masyarakat kita dan mulai menjamur menjadi trend. Tidak bisa di
pungkiri lagi, hal ini menimbulkan fenemena baru dimana terjadinya
pergeseran perilaku konsumen baik itu barang yang mereka gunakan maupun
cara berbelanja mereka yang cendrung mengedepankan kepraktisan dan
efisiensi. Mereka mulai meninggalkan cara berbelanja secara manual, bagi
sebagian orang yang sibuk cara berbelanja on-line dianggap tidak
menambah kesibukan mereka, Cukup dengan hanya dengan mengakses internet ,
memilih produk-produk yang ingin dibeli, gunakan kartu kredit, dan
barang pesanan pun siap dihantar oleh produsen langsung kerumah si
pemesan. Contoh lain yang dapat kita rasakan secara nyata adalah toko
buku gramedia. Betapa sepinya took-toko buku semenjak kemunculan
Graamedia. Hal ini disebabkan pergeseran perilaku konsumen di era
digital; orang mulai bosan menjelajahi barang-barang yang mereka
perlukan secara manual. Kepraktisan yang disiapkan oleh database
Gramedia membuat mereka cendrung mengunjungi Gramedia. Tidak diperlukan
waktu berjam-jam untuk mencari buku yang mereka inginkan, bahkan tidak
jarang buku yang mereka cari tidak tersedia. Dengan system on-line
Gramedia mampu mengeliminir masalah tersebut. Data-data buku yang di
inginkan oleh calon pembeli dapat ditelusur melalui computer yang
tersedia disetiap sudut tertentu dari lorong-lorong buku yang dipajang.
Kemunculan
era digital senantiasa merubah perilaku konsumen dalam hal pemilihan
produk-produk yang akan mereka konsumsi . Kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi dapat mengubah sikap dan daya tarik konsumen terhadap
suatu produk, namun hal ini tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi perilaku
konsumen, karena teknologi tidak dapat mengubah karakteristik dan sifat
otentik manusia. Hal ini berkaitan dengan keinganan dan emosional
manusia itu sendiri yang sebenarnya menjadi pendorong utama sebagai
pertimbangan membeli suatu produk. Era digital ini hanyalah
menfasilitasi dan sifatnya hanyalah mempengaruhi secara temporer. Era
digital hanya membuat pelaku bisnis untuk memodifikasi caranya
menjangkau dan memasarkan produk kepada calon pembeli yang potensial.
Jadi pada dasarnya karakteristik dan perilaku konsumen di pra era
digital maupun di era digital hampir sama. Hal terpenting adalah
bagaimana para pebisnis dapat meyakinkan konsumen yang berawal dari
adanya rasa kepercayaan konsumen terhadap pihak-pihak yang menyediakan
produk-produk yang mereka perlukan. Karena dalam prakteknya, berbisnis
di era digital ini lebih rentan terhadap penipuan. Tanpa adanya tatap
muka, dan observasi langsung terhadap produk yang diinginkan dapat saja
menimbulkan kecurangan dan penipuan terhadap konsumen.
Petikan saya yang lain tentang pemasaran di ini adalah, diera digital
dengan koneksi internet ini bukan hanya menguntungkan bagi konsumen,
tapi juga bagi produsen (perusahaan) itu sendiri. Dengan strategi
pemasaran era digital yang praktis tapi mengglobal mampu
mengefisiensikankan biaya. Biaya promosi, distribusi bisa menjadi lebih
murah. Selain itu, era digital juga mampu membuat kegiatan operasional
perusahaan menjadi efekktif dan efesien . Hal inilah yang dialami oleh
Toyata melalui sistem persediaannya “Just in Time”, yang memanfaatkan
koneksi internet dalam pemesanan bahan baku. Sistem on-line dengan
supplier akan kebutuhan bahan baku meminimalisasi biaya penyimpanan,
mungkin bisa zero.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar