Rabu, 23 Mei 2012

Karakteristik Barang Digital

Keberadaan internet telah mendorong era informasi dan globalisasi yang tidak mengenal batas ruang dan waktu antar negara. Pada era globalisasi saat ini banyak bermunculan istilah atau konsep baru dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam kegiatan perekonomian- baik pada level ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Bahkan konsep-konsep baru tersebut telah mengarah ke kemunculan ”teori-teori” baru yang ”melengkapi”, ”dipertentangkan” bahkan ”menggantikan” beberapa  teori ”lama”.  Beberapa istilah baru  tersebut diantaranya adalah digital economy, economic of internet, knowledge based economy, e-commerce, e-marketing, e-business, e-finance, e-banking, e-money, digital cash, dan less-cash society. Semua konsep-konsep baru tersebut berkaitan dengan perkembangan dan penerapan TIK pada kegiatan perekonomian. Salah satu konsep ekonomi yang mengalami pergeseran secara substansial adalah pengertian barang digital.
Dulu, ketika belajar manajemen pemasaran, kita mengetahui bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan perusahaan kepada masyarakat sebagai calon konsumen, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya. Produk tersebut bisa berupa barang atau jasa. Barang itu berwujud sedangkan jasa tidak berwujud, begitulah konsep yang kita fahami dulu. Seiring dengan perjalanan waktu, bidang ilmu pemasaran pun mulai berevolusi dan beradaptasi dengan kehadiran dunia maya yang telah penuh dengan barang digital. Konsep pemasaran mengasumsikan bahwa tidak ada produk yang 100% barang, atau sebaliknya, tidak ada yang 100% sebagai jasa.  Dalam era pemasaran modern, konsep produk tidak bersifat diskrit atau dikotomi, barang murni atau jasa murni. Unsur berwujud dan tak berwujud selalu hadir dalam konsep produk. Televisi  sebagai sebuah produk inti- yang dapat dikategorikan sebagai barang, selalu diselimuti dengan layanan penjualan atau purna jualnya yang bisa digolongkan sebagai jasa.  Atau, Spa sebagai sebuah produk inti berupa jasa, mungkin melibatkan wewangian atau bahan lulur berbentuk barang yang juga dikonsumsi oleh pelanggan jasa Spa.  Jika meminjam konsep garis linier, produk selalu di antara barang dan jasa. Kita hanya bisa mengatakan produk lebih banyak mengarah ke barang, atau sebaliknya lebih berat ke jasa. Bagaimana dengan keberadaan barang digital?
Salah satu dampak perkembangan internet yang sangat pesat terhadap ilmu ekonomi adalah transformasi atau munculnya istilah atau konsep barang digital (digital good).  Quah (2003) menyebutkan bahwa barang digital adalah rangkaian bit- berupa deretan angka atau digit 0 dan 1, yang mempunyai nilai ekonomi. Barang digital berbeda dengan barang konvensional dilihat dari 5 sifatnya yaitu nonrival, infinitely expansible, discrete, a spatial, dan recombinant. Menurut Davis (2002), barang informasi digital bersifat unik atau khusus karena dua alas an yaitu (1) tidak seperti barang umum, barang digital dapat dikodekan sebagai rangkaian bit, dan (2) barang digital terdiri dari yang secara substansial berbeda dengan komoditas lainnya. Menurut Bates dan Perryman (2009), barang digital terdiri dari berbagai bentuk yaitu perangkat lunak gambar digital, lagu, buku, atau video yang dapat diunduh dari internet; dan semua konten online dikatakan sebagai barang digital.  Departemen Keuangan Negara Bagian Washington sedang mengkaji sebuah konsep barang yang disebut dengan “Electronically delivered product” atau “digital good” mencakup data (misalnya musik, film, buku, dan data keuangan),  fakta, pengetahuan, atau prosedur berbentuk elektronik dan dapat dikirimkan melalui berbagai peralatan elektronik. Beberapa contoh barang seperti itu adalah sebagai berikut:
  1. Layanan Website, web hosting, serta pemeliharaan jarak jauh terhadap program dan peralatan;
  2. Perangkat lunak dan pemutakhiran perangkat lunak;
  3. Akses basis data;
  4. Musik, film, dan permainan (games) serta penyiaran berita hiburan, politik, ilmu pengetahuan, olah raga, seni, dan budaya;
  5. Akses online ke layanan pendidikan;
  6. Akses online ke layanan perbankan, jasa broker, dan periklanan;
Mengukur Kualitas Website
Website adalah contoh barang digital yang sangat populer dan fenomenal. Dunia pun berubah gara-garanya. Saat ini  Anda pun sedang mengkonsumsinya ketika membaca tulisan ini. Konsumen atau pengunjung website mungkin yang paling besar, dan sudah menjadi kebutuhan pokok untuk orang-orang medern di dunia yang serba digital.  Bahkan, ketiadaan website mungkin menyebabkan "haus" dengan informasi, "lapar" dengan bacaan, atau "kelimpungan" ketika tidak ada sapaan dari teman lewat social networking. Orang pun bisa ketagihan dengan itu. Jika Anda merasa resah dan gelisah ketika belum mengunjungi sebuah website- misalnya facebook, maka  Anda pun sudah terjangkit penyakit "ketergantungan webiste".
Sebagai konsumen, kadang kita pun suka menilai bagus atau tidaknya sebuah produk, termasuk produk digital. Dengan dalih "Konsumen adalah raja",  wajar jika kita sebagai "sang raja" ingin selalu dilayani dengan sebaik-baiknya. Namun masalahnya, "sang raja" tersebut ternyata jumlahnya banyak dengan keragaman karakter dan keinginan. Apakah sebuah website bisa memilih pengguna atau pengunjung tertentu saja untuk dilayani dengan baik? Pada sebuah website kita mungkin mendapat standar pelayanan yang sama. Namun pernedaan persepsi (dan karakter) dari pengunjungnya bisa menyebabkan perbedaan dalam menilai mutu layanan dari website tersebut.
Keragaman pengguna website menimbulkan keragaman persepsi dalam menilai sebuah kualitas produk. Ada keinginan dan harapan yang berbeda terhadap isi website- yang merupakan salah satu atribut  produk. Isi website tersebut dikenal dengan istilah Web Content. Ada perdebatan etika dan estetika yang harus tercermin dalam karakteristik produk, termasuk website tentunya.  Ada yang senang dengan keindahan tata letak dan tata warna, ada yang lebih suka kemudahan dan navigasi dalam mengekplorasi wesbite, dan ada juga yang mengatakan, "Simple is beautiful". Beda kepala beda rasa dan karsa. Adakah tendensi, kecenderungan, dan suara mayoritas tentang mutu sebuah website?
Kita akan membahas metoda Webqual sebagai salah satu alat atau metode untuk mengukur kualitas sebuah website berdasarkan persepsi dari pengguna website tersebut. Sebenarnya masih ada beberapa teknik atau metode yang digunakan dalam mengukur kualitas website, misalnya e-servqual atau model penilaian kualitas website dari Yang dkk (2005) yang  menggunakan lima  dimensi yaitu Usability, Usefulness of content, Adequacy of information, Accesibility, dan Interaction, dengan menggunakan 19 item pertanyaan.
Metode Webqual merupakan pengembangan dari SERVQUAL yang disusun oleh Parasuraman untuk pengukuran kualitas jasa. Instrumen penelitian pada Webqual tersebut dikembangkan  dengan metode Quality Function Development (QFD). Webqual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir-butir pertanyaannya. Akhirnya Barnes dan Vidgen (2003)  menyusun webqual yang menggunakan tiga dimensi yaitu (1) kualitas informasi yang diambil dari konsep  sistem informasi, (2) interaksi dan kualitas layanan dari konsep kualitas sistem informasi, e-commerce, dan pemasaran, serta (3) usability dari konsep human-computer interaction.
13028389131378832176Pengelompokan atau penamaan dimensi atau faktor pengukuran  pada Webqual secara umum berbeda-beda tergantung proses pengujian validitas dan reliabilitas kuisener yang dibagikan kepada konsumen yang menjadi responden pada survey pengukuran mutu sebuah website. Saya tidak akan membahas bagaimana proses pembentukan dimensi atau faktor yang digunakan dalam proses pengukuran tersebut. Namun sebagai gambaran, saya memberikan contoh hasil analisis sebuah website dengan menggunakan metode Webqual- yang saya kutip dari Barnes dan Vidgen. Di sini peneliti menggunakan 8 dimensi  seperti terlihat pada gambar di atas.

Sumber : V-Class Gunadarma

1 komentar:

  1. artikel yang menarik, kami juga punya artikel tentang '3 dimensi webqual' silahkan buka link ini
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1514/1/Artikel_91207011.pdf
    semoga bermanfaat ya

    BalasHapus