Karangan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami. Nurdin
(2005:231) mengatakan bahwa karangan adalah bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema
yang utuh.
Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat disimpulan bahwa karangan adalah hasil dari
inspirasi seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang.
Karangan dibagi menjadi 3 :
1. Karangan Ilmiah.
2. Karangan Non-Ilmiah
3. Karangan Semi-Ilmiah.
Dalam penulisan ini akan dijanbarkan mengenai perbedaan masing-masing karangan tersebut.
1. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah biasanya digunakan untuk menyatakan fakta yang umum dan
ditulis menurut metodologi dan tata cara penulisan yang benar ,ciri yang
membedakan karangan ilmiah dengan jenis karangan yang lainya adalah
pertama karangan ilmiah bersifat sistematis kemudian objektif dan tidak
persuasif sehingga karangan ilmiah lebih baku jika dibandingkan dengan
jenis karangan yang lainya,selain itu karangan ilmiah tidak ditulis
untuk mengejar keuntungan pribadi dan tidak melebih-lebihkan suatu hal
,adapun contoh dari karangan ilmiah dapat berupa makalah,usulan
penelitian skrpisi,tesis ,disertasi dan lain sebagainya,umumnya karangan
ilmiah terdiri dari judul karangan,pendahuluan,pembahasan simpulan dan
daftar pustaka.
Di
perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan
skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian
berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah
yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana
untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
2. Karangan Semi Ilmiah
Semi
Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam
satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi formal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering
di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah
tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan
misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah dan non ilmiah.
3. Karangan Non Ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang sudah lazim digunakan dalam
dunia tulis-menulis,karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan karangan
fiksi ataupun non fiksi,perbedaan yang cukup mencolok dari karangan
ilmiah dengan karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat
hasil penelitian sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah
adalah karangan yang bebas dan berasal dari pemikiran sang penulis
itu sendiri contohnya adalah novel,roman,cerpen,puisi dan lain
sebagainya.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
- Pertama
Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan
atau empiri.
- Kedua
Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan
masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah
yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah
dan penentuan strategi.
- Ketiga
Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan
kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya
ilmiah.
Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat
subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal
dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
SIKAP ILMIAH SEORANG ILMUWAN
Sumber referensi:
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
1.
Obyektif terhadap fakta. Obyektif
artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau
tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
2.
Tidak tergesa-gesa mengambil
kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
3.
Berhati terbuka artinya bersedia
menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut
bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain
memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak
ragu menolak temuannya sendiri.
4.
Tidak mencampuradukkan fakta dengan
pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
5.
Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati
ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap
penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan
fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
6.
Sikap ingin menyelidiki atau
keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap
biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk
diselidiki.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
SIKAP ILMIAH SEORANG ILMUWAN
1.
Tidak ada rasa pamrih
2.
Selektif
3.
Kredibilitas
4.
Percaya/merasa pasti terhadap
penelitian terdahulu setidaknya telah mencapai suatu kepastian
5.
Ada kegiatan rutin mengembangkan
ilmu
6.
Punya sikap etis mengembangkan ilmu
Sumber referensi:
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar