PENGERTIAN
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan
masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya
hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi
segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi,
dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya
bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun.
Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan
terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan tidak benar.
KEGUNAAN HIPOTESIS
kegunaan hipotesis yang disusun
dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada empat yaitu:
Hipotesis memberikan penjelasan
sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam
suatu bidang.
- Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
2.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang
langsung dapat diuji dalam penelitian
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian
memang dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara
variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan
apakah komentar guru terhadap pekerjaan
murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan
tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan
murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima
komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor
siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya
peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua
vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
3. Hipotesis memberikan arah kepada
penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian
hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji
pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para
peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah
fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang
mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam
pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga
dapat menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang
harus menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi
tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang,
latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural.
Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang
harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik
yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu,
jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr
dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah
mengalami program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak
mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua
kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar
dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
4.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap
hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan
hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis
ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat
penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
Penetapan hipotesis dalam sebuah
penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta.
Oleh karena
itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. Pengamatan
yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi
dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
3. Kerangka
analisa yang digunakan oleh si peneliti.
MACAM-MACAM HIPOTESIS
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa
penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan
Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho.
Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa
dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis
nihil (nol).
Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan
penelitian.
Hipotesis Kerja (H1) ” Adanya pengaruh ROI,ROE, dan EPS terhadap financial leverage.
Hipotesis Nihil (H0) ” Tidak adanya pengaruh ROI, ROE, dan EPS terhadap financial leverage.
Hipotesis Kerja (H1) ” Adanya pengaruh ROI,ROE, dan EPS terhadap financial leverage.
Hipotesis Nihil (H0) ” Tidak adanya pengaruh ROI, ROE, dan EPS terhadap financial leverage.
CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah
hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel.
3)
Hipotesis harus dapat diuji
4)
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut
ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis
harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus
dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang
satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis
harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis
tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu
hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang
dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Sumber referensi:
Wikipedia
http://vherachiil.blogspot.com/2012/11/macam-macam-hipotesis.html
http://khadijahtabrani.blogspot.com/2012/09/fungsi-hipotesis.html