Jumat, 30 Desember 2011

CAFTA, Menguntungkan atau Merugikan?

CAFTA (China ASEAN Free Trade Zone) adalah perdangan dimana Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas ke negara-negara ASEAN dan China. Sebaliknya Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar bebas ini merupakan wujud dari perjanjian perdagangan bebas antara 6 negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darrusalam) dengan China yang disebut ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA=CAFTA). Sehingga timbul pertanyaan, apakah hal ini akan membawa dampak positif untuk masyarakat Indonesia?
Bisa dipastikan pada 2010 ini jumlah produk China semakin membanjiri  pasar Indonesia. Peningkatan permintaan produk dari China tentu akan menguntungkan China karena secara langsung memperluas lapangan pekerjaan di China, disisi lain industri-industri kecil Indonesia akan mulai berguguran yang pada akhirnya dapat  mengurangi lapangan pekerjaan. Pada tahun 2008, Ekspor China ke Indonesia meningkat sebesar 652% di banding 2003. Sementara  pada periode yang sama, Indonesia hanya mampu meningkatkan ekspor ke China sebesar 265%. Ini berarti, China mendapat keuntungan hampir 3 kali lipat sejak dibukanya perdagangan bebas dengan Indonesia. Maka tidaklah heran bilamana berbagai produk yang kita temui sehari-hari bertuliskan "MADE IN CHINA". Kenapa? Karena produk-produk yang diproduksi oleh China lebih murah dibandingkan dengan produk serupa buatan masyarakat Indonesia. hal ini sangat tidak adil dan tidak berimbang selanjutnya akan dapat menghancurkan perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, hendaknya pelaksanaan perdagangan yang bebas didasarkan pada faktor komparatif kualitas (fasilitas dan teknologi), kompetitif dan produk komplementer.  Produk-produk yang sudah mampu diproduksi oleh pengusaha lokal hendaknya diproteksi seraya didorong untuk meningkatkan efisinsi biaya produksi. Sementara kita membuka produk-produk berteknologi tinggi yang dapat kita manfaatkan sebagai faktor mendukung (faktor produksi) industri  yang menggunakan level teknologi dibawahnya.
Dan bila berbagai faktor ekonomi produksi tersebut tidak setara, maka akan terjadi dominasi perdagangan. Dalam hal ini, Cina memiliki transfortasi dan fasilitas yang mumpuni, sementara itu Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Akibatnya, produk China akan ‘menguasai’ Indonesia. Bila ini terjadi, maka Indonesia akan semakin melekat sebagai negara ‘konsumen’.
Jadi menurut saya dalam situasi saat ini CAFTA tidak menguntungkan bagi Indonesia. Bangsa Indonesia harus kerja keras lagi untuk meningkatkan produk-produk potensial dan dengan harga yang bersaing agar di masa depan dapat meraup keuntungan dari perdagangan bebas China-ASEAN ini.

Ref : Nusantara news.

1 komentar: