Rabu, 29 Desember 2010

SEMINAR

Mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Informatika Universitas Gunadarma, yang diadakan pada;

hari/ tanggal   :  Senin, 28 Desember 2010
pukul             :  09.30 WIB
tempat           :  Universitas Gunadarma
tema              :  3D Animation

Minggu, 26 Desember 2010

SEMINAR

Mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dalam rangka Economic's Day 20 tahun Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma "Revitalisasi peran FE-UG dalam peningkatan daya saing bangsa". yang diadakan pada ;

hari/ tanggal   :  Rabu, 22 Desember 2010
pukul             :  13.00 WIB
tempat           :  Universitas Gunadarma, kampus D, gedung 4 lt. 6
tema              :  Deseminasi Penelitian Ekonomi.

SEMINAR NASIONAL

Mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma dalam rangka Economic's Day 20 tahun Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma "Revitalisasi peran FE-UG dalam peningkatan daya saing bangsa". yang diadakan pada ;

hari/ tanggal   :  Rabu, 22 Desember 2010
tempat           :  Universitas Gunadarma, kampus D, gedung 4 lt. 6
tema              :  Potensi Ekonomi dan peluang bisnis di Era CAFTA.

Rabu, 15 Desember 2010

CAT WOMEN DAN SUPERMAN BERTEMAN DI FACEBOOK

       Hobby Reni yang selalu sibuk mengotak-atik facebooknya sudah tidak bisa di tawar lagi, dalam sehari ia pasti meng-update status, mengomentari status teman-temannya di facebook, bahkan mencari kenalan-kenalan baru di facebook. Tidak jarang ibunya cerewet dan mengomel  pada Reni karena terlalu sering dan lama mengotak-atik laptopnya. Apalagi pada akhir-akhir ini dimana perpisahan SMA telah di lalui oleh Reni sebulan yang lalu, jadi mau tidak mau Reni selalu meanfaatkan fasilitas yang ditawarkan di facebook untuk selalu berhubungan dengan semua teman SMA-nya.
"Ya ampun Reni..., sampai kapan kamu bisa lepas dari laptop kamu?, dari tadi sore mama perhatikan, kamu sibukkk terus, ngotak-ngatik, ngotak-ngatik... nanti kamu bisa sakit nak kalau terlalu lama di depan laptopnya..." mama Reni mulai merepet.
"Kamu kan sudah lulus SMA Ren, sedangkan jadwal kuliah kamu masih mulai minggu depan, jadi enggak ada yang mengharuskan kamu untuk selalu di depan laptop kamu itu!" lanjut mamanya.
"Iya mama, Reni cuma Online sama teman-teman kok, bentar lagi juga kelar..." jelas Reni.
"Enggak bisa! pokoknya sekarang kamu tutup laptopnya terus langsung ke meja makan, ini sudah waktunya makan malam!" kata mama Reni dengan tegas.
"Iya deh" Reni langsung menuruti perintah mamanya karena tidak mau mendengar omelan mamanya lagi, sehingga ia langsung men-shut down laptopnya dan langsung ikut mamanya menuju meja makan.
"Oh ya ma, Papa kapan pulang dari Singapur, Reni udah kangen deh..." Reni mulai berbincang dengan mamanya sambil mulai menyantap hidangan makan malam.
"Barusan sih Papa nelpon, katanya dia belum bisa menentukan kapan ia pulang, soalnya masih banyak tanggung jawab yang harus ia jalani" jelas mamanya.
"Papa selalu ngurusin kerjaan, dia gak pernah kangen sama Reni apa?" keluh Reni pada mamanya.
"Sayang... Papa pasti kangenlah sama kamu, kamu kan anak kami satu-satunya... papa begini juga demi memenuhi kebutuhan kita sehari-hari, papa juga harus bertanggung jawab sama karyawan-karyawan di perusahaan kita, seharusnya kamu bangga dong sama papa... kamu jangan ngeluh lagi ya...!" pinta mamanya.
"Tapi kan ma"
"Ya sudah, lebih baik kamu habisin makanan kamu, setelah itu kamu langsung istirahat, agar besok kita bisa berbelanja keperluan kuliah kamu...!" mamanya langsung memotong keluhan Reni dan berniat mengalihkan keluhannya.
"Keperluan kuliah ma? Yes..." Reni kegirangan dengan seketika ia langsung melupakan keluhannya terhadap papanya dan ia langsung menyudahi makan malamnya bersama mamanya, maka selanjutnya ia menuju kamarnya dan mulai menghidupkan lagi laptop kesayangannya dan seperti biasa, dikala senang maupun sedih ia langsung menulis status...
"Senengnya..., besok mau berbelanja keperluan kuliah sama mama, langsung tidur ahh, biar besok nggak ngantuk".
 Upss tunggu dulu, Reni gak cukup kalau cuma sebentar di depan laptop, seketika idenya muncul ingin mengganti semua identitasnya di facebook menjadi identitas samaran. Diapun mulai berfikir nama yang cocok sebagai samarannya di facebook.
"ahaa..." sepertinya Reni telah menemukan nama yang cocok yang dia inginkan.
"Catwomen... biar kayak super hero, hik..hik.." iapun mulai mengotak-atik identitasnya. Tak lama kemudian salah seorang pemilik akun Superman meminta pertemanan dengannya, dia langsung memberikan menerima pertemanan itu karena ia berfikir..."lucu kali ya kalau superman berteman sama catwomen... hikhik..."
"Hai catwomen, boleh kenalan gak?" sang pemilik akun Superman langsung mengirim chat kepada Reni karena msing-masing masih dalam keadaan online
"Emang penting ya?" jawab Reni
"Penting dong siapa tau kita bisa ketemu dalam dunia nyata..."
"panggil aja catwomen dan kamu aku panggil superman, adilkan?"
"itu kan cuma nama samaran, nama aslinya dong?"
"enggak ahh, aku cuma pengen di kenal sama kamu pake nama samaran..." jawab Reni
"ohh... gitu ya?, maksud kamu, kamu ingin kita berlayar cuma di lautan facebook aja nih...?!" katanya bercanda
"iya, tapi enggak selebay berlayar di lautan kali..." jawabnya lagi
"Oh ya cat, status kamu apa? maksud aku, kamu pelajar, mahasiswa, atau sudah bekerja?" lanjutnya sebagai bahasan mereka pada pertama kali kenalan.
"Aku belum ada status apa-apa"
"maksud kamu, bukan anak SMA, bukan mahasiswa dan bukan bekerja?"
"iya, aku baru lulus bulan kemarin, bulan depan baru mulai kuliah"
"Ohh, harusnya kamu bilang kamu itu calon mahasiswa dong cat, masa gak ada status, kan aku jadi bingung...!"
"Tadi kan calon mahasiswa gak ada dalam pertanyaan kamu..." jawab Reni semakin akrab.
 "Kamu pilih kuliah di Universitas apa?" tanya Superman lebih lanjut.
"Ada dehhh" jawabnya bercanda, karena Reni tidak ingin sang pemilik akun superman tersebut mengetahui identitasnya lebih lanjut dan reni pun langsung menyudahi chatnya dari superman dan ingi langsung istirahat karena mengingat besok mau berbelanja bersama mamanya.
"aku tidur dulu ya..." pintanya, tapi sebelum tidur Reni tak lupa melakukan ritualnya sebelum tidur, yakni nulis di status,
"euchhh... ngantuk nih, tidur ahh..."

***

"Ren...Reni... dah siap belum?" Mamanya memanggil dari ruang tamu.
"Udah mah" sahut Reni.
Reni sudah tidak sabar untuk berbelanja baju-baju dan keperluan kuliahnya, hingga tiba di sebuah supermarket.
"Mah kita belanja baju dulu ya!!" pintanya
"Enggak dong, tujuan utama kita kesini kan buat belanja buku, jadi kita harus ke toko buku dulu"
"yahh, mamah" kata Reni.
       Tapi akhirnya menuruti kemauan mamanya tersebut dan mereka langsung menuju kesebuah toko buku di dalam supermarket tersebut. Namun sebelum memilih-milih, sebuah binder menarik perhatian Reni dan ia langsung menuju binder tersebut dan ingin langsung mengambilnya. Akan tetapi seorang juga menginginkan buku tersebut, sehingga terjadi perebutan buku antara Reni dan cowok yang belum ia kenal itu.
"Mas, aku kan udah duluan ngambil buku ini!" jawab Reni sinis
"enggak, dari tadi aku juga sudah melihat buku ini!"
"kamu kan cuma lihat, yang ngambil duluan aku!"
"pokoknya enggak boleh, buku ini punya aku, aku duluan yang ngambil! jawab cowok itu lai.
"Mas ini cowok apaan sih, harusnya ngalah dong sama cewek!" lanjut Reni enggak mau mengalah.
"Maaf, kali ini itu enggak berlaku buat aku!" mereka berdua sama-sama ngotot ingin memiliki binder tersebut.
"Dasar cowok tengil, enggak mau ngalah sama cewek, lagian ngapai sih kamu masih beli binder paling juga kamu sudah semester akhir!" kata Reni dengan nada kesal.
"Sok tau kamu!"
"ya taulah, lihat aja muka kamu, udah tua! lanjut Reni ceplas ceplos karena sudah emosi tetapi setelah mama Reni meminta akhirnya cowok itu ngalah juga.
"Makasih ya nak..."
"ngapain sih mama pake bilang makasih sama cowok tengil ini, ini kan buka buku dia?"
"udah...." bujuk mama Reni
"maafin anak tante ya nak" pinta mama Reni kepada cowok itu.
"iya tante..."
"apa-apaan sih mah, pake minta maaf segala lagi!
"sudah... mendingan kita belanja yang lain lagi!" ajak mamanya karena tidak ingin membuat cowok itu semakin menyalahkan Reni, dan mereka langsung berlalu dari hadapan cowok itu.
"Emangnya itu buku apaan sih Ren, kok kamu ngotot banget pengen punya buku itu, padahal itu kan cuma binder biasa, covernya juga cuma gambar catwomen sama superman, kamu kan gak suka tokoh-tokoh seperti itu" tanya mamanya penasaran.
"bukan binder apa-apa kok mah" jawabnya menyembunyikan alasan yang sebenarnya, karena gambar cover binder itu langsung mengingatkan dia pada online tadi malam. Jadi ia merasa bahwa ini sebuah kebetulan yang lucu, walaupun harus ada adegan rebutan buku di toko itu.
"Belanjanya cukup segini dulu ya Ren, kaki mama sudah mulai pegal nih..."
"Ya deh mah, yuk kita langsug pulang aja!" ajak Reni
       Reni dan mamanya pun beranjak dari supermarket itu, hingga tiba di rumahnya Reni langsung menuju kamarnya lalu memulai kebiasaannya menulis status, apalagi kalau mengingat kejadian tadi pasti banyak idenya menuliskan kata-kata di faceooknya.
"adegan menegangkan terjadi di supermarket, aku ketemu sama cowok tengil..." Reni menulis di statusnya tapi tidak lama kemudian Superman langsung mengomentari status Reni.
"Emangnya ada adegan apa?"
"Tadi waktu aku belanja, aku ketemu sama cowok tengil, udah mukanya enggak ganteng-ganteng amat, pokoknya ngeselin deh..."
"Jangan terlalu di benci loh, bisa-bisa kamu ketemu lagi sama dia, atau malah bisa suka sama dia...?"
"Enggak mungkin lah, amit-amit kalau aku sampai suka sama dia..." Jawab Reni
       Tanpa sadar Reni dan pemilik akun Superman itu sudah mulai akrab dan merasa dekat di Facebook. Bahkan Reni mulai nyaman curhat sama cowok yang belum ia kenali itu. Mungkin karena ia tidak perlu merasa malu karena mereka saling tidak mengetahui identitas asli masign-masing.

***

      Seminggu telah berlalu, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Reni, dimana hari ini adalah hari pertama Reni mulai kuliah, akan tetapi hari pertama tradisinya adalah ospek mahasiswa baru. Namun karena semalaman Reni online ia pun bangun kesiangan.
"Ya ampun Ren, hari ini kamu harus kuliah, kamu udah telat nih...!"
"tadi malam juga sudah mama bilang, kamu harus cepat-cepat tidur biar bisa bangun pagi, kalau begini caranya, bisa-bisa kamu di hukum sama kakak kelas kamu di ospek nanti...!" mama Reni tak berhenti mengomel karena melihat Reni masih belum sadar sepenuhnya dari tidurnya.
"Emang sudah jam berapa mah?" kata reni setengah sadar
"ini sudah jam setengah delapan, kamu masih harus mandi, sarapan!"
"apa? sudah jam setengah delapan mah, ya ampun Reni ospek jam 7.45" Barulah Reni sadar dan langsung terburu-buru mempersiapkan semuanya.
"Duhh ini anak, masih aja belum berubah...!" kata mamanya menggumam
"Cepetan Ren, biar kamu diantar sama pak Tono aja!" desak mamanya agar Reni segera diantar sama supir pribadinya.
       Karena Reni terlalu tergesah-gesah iapun tidak terlalu memperdulikan persiapan yang harus dia lakukan, sehingga....
"Permisi kak, maaf saya telat" kata Reni pada seorang wanita salah satu panitia ospek.
"Kalau kamu merasa sudah telat kamu harus melapor dulu pada ketua ospek!" jawab wanita itu.
"Tapi sebelumnya kamu harus naikin dulu seleting kamu!" lanjut wanita itu.
      Reni merasa sangat malu karena mahasiswa lainnya menertawakannya.
"Ya Tuhan, sial banget aku hari ini, sudahlah telat, pake acara turun seletinglah...! Reni bergumam sendiri dan menundukkan kepalanya karena malu pada peserta ospek lainnya.Akan tetapi Reni tetap memberanikan diri untuk bertanya ketua ospek yang dimaksud wanita itu.
"Ketua ospeknya yang mana kak?"
"ya sudah, kamu ikut saya, biara saya antar sama ketua ospek disini" Reni semakin deg-deg an ia tak bisa membayangkan betapa malunya kalau sampai hari pertama ia masuk kuliah sudah langsung di hukum.
"Kak Ren, ini ada mahasiswa yang terlambat" Wanita itu memanggil salah seorang cowok yang dimaksud ketua Ospek.
"Rendi?, kayaknya aku pernah lihat cowok ini, tapi dimana ya?" Reni bertanya-tanya dalam hatinya karena ia merasa pernah bertemu dengan ketua ospek itu, begitu juga dengan Rendi, dari cara ia melihat sepertinya ia juga bertanya-tanya dalam hati kapan dan dimana ia pernah bertemu dengan Reni.
"Kamu!!!" serentak mereka berdua sadar dan langsung mengingat kejadian di supermarket.
"Kamu cowok di toko buku itu kan?" tanya Reni sinis
"Kamu cewek yang rebutin buku saya kan?" Rendi langsung bertanya kembali.
       Karena mereka berdua tidak pernah menyangka bisa bertemu di kampus yang sama, maka Reni berpikir bahwa pertemuan minggu lalu bersambung pada hari ini, jadi hari ini adalah perdebatan mereka pada episode kedua.
"Sekarang kamu harus hormat dan patuh sama saya, karena kamu telat maka kamu saya hukum, sekarang sit up 20 kali!" Rendi seolah mempergunakan kesempatan ini sebagai ketua ospek untuk membalas kejadian kemaren pada Reni, namun Reni tidak langsung menuruti hukuman dari Rendi.
"Saya kesini cuma di suru melaporkan diri, kamu enggak boleh seenaknya gitu dong!"
"Setiap perbuatan yang salah ada konsekuensinya, jadi kamu saya hukum!" Rendi ngotot ingin menghukum Reni.
"Pokoknya, aku enggak mau!"
"Oh, gitu ya, karena kamu melawan hukumannya jadi 30 kali!"
"hahhhh, 30 kali?"
"Masih kurang ya?, 40 kali" lanjut Rendi
"udah, tapi 20 kali aja ya...!" pinta Reni.
"Makanya jangan melawan lagi, dan satu lagi, selama ospek kamu harus panggil saya kakak, itu peraturan di sini!" kata Rendi tegas.
"Iya kak!" Reni langsung menurut karena tak mau di tambah hukuman lagi.
"Dasar cowok tengil!" kata Reni menggumam.
"Kamu bilang apa barusan?"
"Enggak kak, enggak bilang apa-apa" Reni ketakutan karena ia tak mengira bahwa Rendi mendengarnya, lalu kemudian Reni langsung menjalani hukuman yang diberikan Rendi kepadanya.
"Permisi kak, saya sudah sudah di hukum" kata Reni pada panitia ospek yang lain.
"Ya sudah, sekarang kamu tinggal tulis nama kamu di daftar mahasiswa terlambat"
       Reni langsung menulis namanya akan tetapi terlebih dahulu ia membaca peraturannya, ia kaget karena ternyata hukuman yang ia jalani tidak sesuai pada peraturan yang ada.
"hah, jadi cowok tengil itu benar-benar sudah ngerjain aku!?" Reni menggumam sendiri
"Ya sudah sekarang kamu buka sepatu kamu, dan jangan di pakai selama ospek masih berlangsung" kata kakak panitianya memberikan hukuman yang sebenarnya bagi mahasiswa yang terlambat.
"Iya kak" Reni pun tak mau lagi mengelak.
       Reni masih tidak percaya bahwa ia satu kampus dengan cowok yang dianggapnya tengil itu, hingga ospek selesai dilaksanakan, Reni masih merasa dendam atas perbuatan Rendi itu, dan ia merasa perlu membalas kembali perbuatan Rendi itu. Sehingga berbuntut panjang pada keduanya, sehari-hari masing-masing jadi saling mengusili, mereka enggak bisa akur. Maka Reni sering menuangkan kekesalnnya di statusnya di Facebook.
"uhhh, dasar cowok tengil, tiap hari cari gara-gara" keluhnya di facebook
"Kaciannn... catwomen lagi kesal ya, kesal sama siapa sih?" seperti biasa superman langsung mengomentari statusnya.
"Iya nih, aku lagi kesal sama cowok, mentang-mentang dia ketua ospek, seenaknya saja dia menghukum aku"
"memangnya kamu disuruh ngapain?" lanjut superman
"Sudahlah superman, aku enggak mau bahas dia lagi hari ini, aku benar-benar kesal sama dia"
"Di kampus aku juga ada cewek yang ngeselin, padahal dia masih junior aku" lanjut superman mengalihkan perbincangan.
"Oh ya, berarti kita punya masalah yang sama dong?" jawab Reni
"Memangnya cewek itu berbuat apa sampai-sampai kamu bisa kesal?' lanjut Reni
"Pokoknya aku sama dia enggak pernah akur, saling ngusilin gitu deh"
"berarti cewek itu cocok banget kalau kita jodohin sama cowok yang ngeselin di kampus aku" jawab Reni bercanda.
"Sudahlah cat, mendingan kita enggak usah bahas mereka lagi, gimana kalau kita merencanakan buat kopi darat?" ajak superman
"Maksud kamu?"
"Maksud aku kita berdua ketemuan, kamu enggak penasaran sama aku ya..."
"Sebenarnya sih penasaran, tapi aku belum mau ketemuan sama kamu, kapan-kapan aja ya?" Reni menolak permintaan superman karena belum ingin membongkar identitasnya yang sebenarnya.
"Ya udah deh, terserah kamu aja"
      Begitulah mereka sering berbincang lewat online di facebook, merekapun sudah mulai saling terbuka karena mereka sudah merasa dekat bahkan secara emosional pun mereka merasa cocok, sehingga tercipta kenyamanan satu sama lain untuk berkeluh kesah, baik keluh kesah mengenai masalah dengan keluargamaupun dengan tentang masalah pribadi.
"Oh ya cat, kamu kok sering tulis status "kangen", kamu kangen sama pacar kamu ya?" tanya superman penasaran.
"Pacar?, aku enggak punya pacar lagi, aku mau kuliah dulu yang benar, makanya aku belum niat cari pacar..."
"Masa sih gak punya pacar?, aku enggak percaya deh..."
"Iya... aku emang enggak punya pacar...!"
"Kalau enggak punya pacar, kangennya sama siapa dong, kamu kangen sama aku ya...?"
"Ihhh, kamu ke-Pedean deh, aku kangen sama papa aku lagi"
"Memangnya papa kamu kemana?"
"Papa aku tuh lagi di Singapur, Udah lama enggak pulang"
"Aku kirain kangen sama pacar kamu..."
"Kamu kali yang punya pacar...?" tanya Reni penasaran.
"Aku sih emang punya pacar, tapi akhir akhir ini kami sering berselisih"
"Upss..." balas Reni iseng"
"Biasalah pacaran, cemburu sama salah paham gitu deh" Lanjut Superman.
"Jelas aja kalian berselisih, akhir-akhir ini kan kamu sering online sama kau, jadi mungkin kamu jadi kurang perhatian sama pacar kamu..."
"Enggak kok, bukan karena sering online, cuma masalah salah paham aja" jawab superman karena ia enggak mau membuat Reni merasa bersalah.
"Ohh, gitu ya?"
       Selain curhat, mereka berdua juga sering bercanda lewat facebook.
"Kita jangan ngomongi masalah terus ya?" kata superman mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana kalau kita main tebak-tebakan...?" lanjut superman.
"Memangnya kamu punya tebak-tebakan apa?"
"Tahu, tahu apa yang paling besar?"
"Tahu apa ya...!"
"Kalau gitu aku nyerah deh, jadi jawabannya apa?" Lanjut Reni sebagai Catwomen di facebook
"Jawabannya Tahu isi sumedang..."
"hahaha...." jawab Reni iseng.
"Itu kan nama nya doang, tahu isi dari sumedang tapi lucu kok..." lanjut Reni.
"Udah ahh.. aku udah kelamaan nih onlinenya, kita lanjuti besok aja ya...!" Reni menyudahi perbincangan mereka dan langsung beristirahat.

***

       Karena hari ini adalah hari pertama Reni masuk kuliah setelah ospek, Reni ingin tampil mengesankan mahasiswa lain yang akan menjadi teman barunya. Ia pun jadi berlama-lama di depan cermin.
"Udah cantik belum ya?" Reni menilai sendiri penampilannya sambil bercermin.
"Pokoknya aku enggak mau ketemu sama cowok tengil itu lagi!" Reni menggumam sendiri, akhirnya Reni siap berangkat ke kampunya.
"Reni berangkat dulu ya ma...!" Reni minta izin pada mamanya dan langsung berangkat diantar oleh supir pribadinya. Reni sudah tidak sabar untuk mengenal teman-teman barunya, ia pun sering bertanya-tanya dalam hatinya, apakah akan ada diantara teman barunya yang akan menjadi sahabat baiknya. Hingga sampai di ruang perkuliahan ia sudah melihat teman-teman barunya mulai bercengkrama, ia pun tak mau kalah, ia mencoba membaurkan diri dengan teman-teman barunya tersebut.
"Hai, aku Reni.." Reni memperkenalkan dirinya dengan seorang cewek yang kebetulan duduk di sampingnya.
"Aku Cyntia Wijaya, panggil aja Cyntia..." jawab cewek itu ramah dan merekapun berjabat tangan.
"Kamu tinggal dimana?" lanjut Reni.
"Aku tinggal di daerah Pancoran, kamu tinggal dimana?"
"Aku tinggal di L.A" jawab Reni bercanda.
"Maksud kamu Lenteng Agung?"Cyntia pun tak ragu lagi untuk mulai bercanda.
"Kok tau sih, peramal ya?" lanjut Reni semakin akrab
"Kalau dari L.A ke Depok naik apa?" Tanya Cyntia
"Aku diantar sama supir, kalaukamu naik apa?"
"Aku sih biasanya kekampus bareng kakak aku, kakak aku kan kuliah disini juga...!?"
"Oh ya, asyik dong?"
"Ya asyiklah, apalagi kakak aku orangnya baik"
"jadi pengen punya kakak" lanjut Reni
"Emangnya kamu berapa bersaudara" Cyntia jadi penasaran.
"Aku anak tunggal, mama aku ibu rumah tangga, papa aku sering keluar negeri, makanya kalau kamu mau main kerumah pasti mama aku senang " Pungkas Reni
"Oh ya kakak kamu disini ngambil jurusan apa? lanjut Reni penasaran sama kakak Cyntia.
"Dia ambil ngambil jurusan broadcasting"
"Berarti kita boleh belajar sama dia dong, kan dia senior kita..."
"Dengan senang hati kakak aku pasti mau ngajarin kita kalau kita mau bertanya sama dia..."
"Aku jadi penasaran sama kakak kamu"
"Oke deh besok-besok, kamu aku kenalin sama kakak aku"
"janji ya..."
"oh ya Cyn, pengalaman kamu waktu ospek gimana?" tanya Reni mengalihkan perbincangan
"Ospek, aku sih seru-seru aja, emang kenapa kamu nanya tentang ospek?"
"Bagi aku ospek kemarin itu pengalaman paling mngesalkan"
"Emang kesal kenapa?"
"Aku di hukum melulu sama kakak-kakak ospeknya"
"Emangnya kamu buat kesalahan apa?"
"Emang sih aku telat, tapi ada satu kakak ospeknya yang ngerjain aku, aku disuruh sit up padahal hukuman yang sebenarnya cuma buka sepatu, ini pasti gara-gara masalah sebelumnya, jadinya dia balas dendam" jelas Reni panjang.
"Emangnya kamu sudah kenal sama kakak yang ngerjain kamu?"
"Aku sama cowok itu belum kenal, tapi sebelumnya aku sama dia udah pernah ribut gara-gara rebutan buku"
       Ketika perbincangan mereka masih seru, Reni merasa kebelet ingin buang air kecil.
"Cyn, aku ke toilet dulu ya...!"
 Reni langsung keluar dari ruang kuliahnya namun ia belum tahu dimana posisi toilet di kampus itu, sehingga ia harus bertanya dengan mahasiswa lain disekitarnya sambil menahan kebeletnya.
"Permisi kak, mau nanya toilet dimana ya...?"
"kamu lurus aja, terus belok kanan, disana pasti ada toilet"
Reni langsung berjalan dengan langkah yang terburu-buru karena ia semakin kebelet, dan akhirnya ia menemukan simbol yang menandakan itu toilet, akan tetapi....
"Untung aja toiletnya kosong..." Pikirnya dan ia langsung masuk dan buang air kecil sampai ia lupa mengunci pintu toilet dengan rapat.
"Hah, kayaknya ada suara cowok, apa dia mau ngintip, tapi kok kayak orang yang sedang nelpon?" Reni bertanya-tanya sendiri dalam hatinya karena suara itu semakin jelas kedengarannya dan...
"aaaaaaaaaaa...."Reni berteriak kaget karena cowok itu bisa membuka pintu toilet dengan mudah akan tetapi cowok itu membuka pintu seperti seorang yang tidak sengaja karena sedang berbicara lewat handphone. Lebih kagetnya lagi, cowok itu adalah orang yang ia anggap tengil, Rendi.
"Kamu mau ngintip ya? dasar cowok tengil, genit lagi..." kata Reni dengan keras.
"Kamu lagi, kamu lagi... sial banget hari ini aku ketemu kamu lagi, kamu benar-benar mimpi buruk saya!"
"Jangan sembarangan bicara ya, aku juga sial ketemu kamu, aku bahkan jadi pengen langsung pindah kampus, ternyata selain tengil, kamu juga hobby ngintipin cewek-cewek di kampus, ihh...!"
"Kamu jangan asal nuduh ya, kamu sudah lihat belum kamu masuk toilet cowok atau toilet cewek?"
"Maksud kamu..?"
"Iya, kamu masuk toilet cowok!"
"Enggak, ini pasti cuma akal-akalan kamu doang biar enggak di bilang ngintipin cewek..." Reni tidak mau disalahkan dan selalu menuduh Rendi.
"Tuh, lihat aja cowok-cowok itu, pada mau kesini, makanya cepetan kamu keluar sebelum mereka masuk" yang ada kamu yang disangka ngintipin cowok-cowok..." Rendi meledek Reni dan menertawakannya.
"aaaaa..." suara Reni langsung pecah lagi dan langsung berlari menuju ruang kuliahnya.
"Kamu kenapa Ren?" tanya Cyntia teman barunya.
"Hari ini aku sial lagi Cyn" jawab Reni sambil ngos-ngosan.
"Sial kenapa?"
"Aku ketemu cowok tengil itu lagi Cyn"
"Cowok tengil yang mana?" jawab Cyntia kebingungan
"Cowok tengil yang tadi aku ceritain"
"Emangnya kamu diapain lagi?"
"Dia ngintipin aku Cyn di toilet, udah gitu sok enggak sengaja lagi!" Reni tetap mnyalahkan Rendi, walaupu sebenarnya ia salah masuk toilet.
"hahaha..." Cyntia pun menertawakan Reni.
"Jangan-jangan kalian berdua jodoh lagi!? lanjut Cyntia meledek
"ihhh, amit-amit, mendingan aku di jodohin sama ayam!"
"Benar nih sama ayam?"
"udah ihhh, dari tadi kamu meledek aku deh..."
"oke deh" jawab Cyntia
Begitulah pengalaman pertama Reni dengan teman barunya di kampus dan tak lupa ia menuliskannya di statusnya di Facebook.
***

       Hingga beberapa minggu berlalu Reni dan Cyntia akhirnya menjadi berteman baik bahkan boleh dibilang mereka bersahabat. Mereka sudah tidak sungkan satu sama lain untuk menelpon atau sekedar SMS an untuk curhat atau hanya sekedar memberikan informasi-informasi yang menurut mereka penting.
"Baby, baby, baby, oh..., like baby, baby, baby oh..., I thought you'd always be mine" lagu Justin Bieber berdering dari handphone Reni, pertanda ada panggilan masuk.
"Iya Cyn, ada apa?" Reni langsung menjawab panggilan dari Cyntia
"Ren ,malam minggu besok kamu ada acara enggak?"
"Enggak, memangnya kenapa?"
"Kalau gitu pas banget, karena malam minggu ini aku mau ngundang kamu ke acara ulang tahun aku yang ke-18 kamu datang ya..!
"oh ya? Selamat ya, aku pasti datang deh" jawabnya
"Ngomong-ngomong tema ulang tahunnya apa?" lanjut Reni
"Temanya romantika remaja"
"hah, berarti harus punya pasangan dong?"
"Enggak harus kok, kamu datang aja sendiri, yang penting kamu pakiai gaun yang bagus dan anggun, siapa tahu kamu bertemu sama pangeran ganteng disana...!"
"Kamu tuh ngarang aja deh, ya sudah yang penting aku datang deh"

***

"Aku pakai baju yang mana ya?" Reni mulai bersiap-siap untuk menghadiri pesta ulang tahun Cyntia dan memilih-milih baju yang akan ia kenakan.
"Gaun yang ini aja deh, biar lebih anggun" Reni akhirnya memutuskan memakai gaun berwarna coklat muda dengan ukuran diatas lutut, yang ia padupadankan dengan sepatu high hills berwarna coklat berkilau yang membuat dia semakin kelihatan sangat anggun dan cantik.
"Mah, Reni pergi dulu ya..." Renu tidak lupa untuk minta izin dulu kepada mamanya.
"Hati-hati ya sayang, jangan pulang kemalaman..."
Reni langsung berangkaty diantar oleh supir pribadinya. Hingga sampai ditempat tujuan Reni berjalan begitu anggun dan percaya diri, walaupun dia tidak punya pasangan malam itu.
"Hai Cyn, selamat ulang tahun ya.." uacapnya
"Iya, makasih ya Ren, sudah datang, silahkan langsung mencicipi hidangannya..." Cyntia langsung mempersilahkan Reni mencicipi hidangan dan langsung berlalu dari hadapan Reni karena masih melayani teman-temannya yang ingin mengucapkan selamat kepadanya. Sembari mencicipi hidangan Reni cilingak-cilinguk mencari teman-teman Cyntia yang mungkin ia kenal, agar ia bisa bergabung bersama mereka, namun ia hanya melihat tamu-tamu cyntia berdatangan dengan pasangan masing-masing, ia menjadi kurang percaya diri. Ia melihat-lihat lagi di sekitarnya, tiba-tiba ia melihat Rendi yang juga tidak berpasangan.
"Hahh... ngapai tuh cowok, apa Cyntia mengundangnya, emangnya dia siapa?" Reni memandangi Rendi.
"Ya Tuhan, jangan sampai dia melihat aku...!" Reni tdak ingin di lihat oleh Rendi karena masih malu dengan kejadian di toilet kampus, makanya ia seperti orang bersembunyi namun ia tetap memandangi Rendi.
"Kalau di lihat dari jauh, Rendi ganteng juga, manis lagi, tinggi badannya juga proporsional dia termasuk cowok idaman kebanyakan wanita sih..." tanpa sadar Reni memuji-muji Rendi.
"Dia juga ramah sama yang lain, tapi kok dia enggak pernah ramah sama aku ya, apa mungkin karena aku yang cari gara-gara? tak henti-henti Reni memuji Rendi.
"Kok aku jadi memuji-muji dia, dia kan musuh bebuyutan aku, pokoknya aku enggak boleh membenarkan dia!" Pikirnya, akan tetapi karena begitu serius memandangi Rendi, ia tak memperhatikan tamu-tamu yang lain berlalu lalang mengambil hidangan hingga terjadi sedikit kecelakaan.
"Auuu" tiba-tiba seorang tamu undangan tidak sengaja mendorong Reni dan membuat minuman Reni tumpah kelantai, untungnya tidak mengotori gaun Reni.
"Maaf mbak"
"Iya enggak apa-apa kok" kata Reni sambil menutupi wajahnya karena seketika jadi pusat perhatian tamu-tamu, begitu juga dengan Rendi yang akhirnya melihat Reni tanpa pasangan.
"Hei, ngapain kamu kesini?" Rendi langsung menghampirinya.
"Jangan sok ramah deh!" jawab Reni sinis.
"Kamu sendiri ya?" tanya Rendi lagi.
"Bukan urusan kamu!" Sembari mereka masih berbincang tiba-tiba musik romantis pengiring dansa pun berbunyi.
"Kamu lihat deh, orang-orang pada berdansa sama pasangan masing-masing, karena kebetulan aku dan kamu enggak punya pasangan, bagaimana kalau kita lupakan dulu semua permasalahan kita?"
"Maksud kamu? kamu mau mengajak aku berdansa?" katanya kegirangan, karena sebenarnya Reni senang apalagi dia sendirian yang enggak punya pasangan.
"Tapi kamu jangan langsung senang dulu, aku mau berdansa sama kamu cuma karena hari ini aku enggak punya pasangan!" katanya lagi dengan nada sedikit sinis karena enggak mau kelihatan senang oleh Rendi.
"Iya aku tau" jawab Rendi
"Pokoknya kamu enggak boleh macam-macam sama aku!"
"Baik tuan putri..." kata Rendi seolah melupakan masalah mereka, merekapun mulai berdansa dan sambil berbincang-bincang walaupun Reni selalu kelihatan jutek.
"Sebenarnya dandanan kamu malam ini cantik, enggak cocok kalau di padupadankan dengan wajah kamu yang jutek" kata rendi meraya sambil meledek Reni.
"Emangnya aku sepatu, pake dipadupadankan segala!" jawabnya
"Kok masih jutek aja sih, emangnya kesalahan aku sudah terlalu besar ya?"
"Ya iyalah, kamu sudah membuat aku malu waktu ospek, kamu sudah ngintipin aku!"
"Iya deh, aku minta maaf"  kata Rendi dengan ramah, semakin membuat Reni  senang  dan merasa nyaman dipelukan Rendi sambil berdansa, walaupun ia masih jual mahal untuk berdamai dengan Rendi.
         "Ya Tuhan, aku enggak boleh suka sama Rendi, tapi dia ganteng banget malam ini" kata Reni dalam hati hingga terdiam sejenak.
"Kamu kenapa ren?" Tanya Rendi
"Enggak apa-apa!"
"Kok kamu bengong sih, jadi gimana?"
"Gimana apanya"
"Kamu mau maafin aku enggak?"
"emmm, aku.. aku enggak...eee" jawab Reni gugup.
"Maksud kamu apa Ren?" kata Rendi memperjelas pembicaraan Reni, akan tetapi sebelum Reni menjawab, handphonenya berbunyi, ia pun menjauh dari Rendi untuk menjawab telpon.
"Iya mah..."
"Kamu pulang sekarang ya nak...!" mamanya meminta Reni untuk pulang segera.
"Iya mah, Reni pulang sekarang" Reni langsung pergi tanpa permisi pada Rendi. Hingga 50 menit kemidian ia sampai di rumah, ia lang menulis status di facebook tentang kesenangan hatinya.
"Oh my God, ternyata dia ramah banget" tulisnya di facebook dan teman akrabnya di facebook pun langsung menulis komentar.
"Maksud kamu dia siapa?"
"Dia, yang pernah aku ceritain sama kamu, yang aku bilang cowok tengil"
"ohh, maksud kamu, dia sudah berdamai sama kamu?"
"Belum sih, tapi dia ganteng banget...!"
"Eitt, kamu suka sama dia ya?, kamu enggak lupa sama amit-amit kamu kan?" kata superman meledek.
"Kalau begini kejadiannya, bisa-bisa aku lupa deh"
"Kayaknya ada yang lagi jatuh cinta nih...?"
"Hah, enggak kok, kamu gimana sama pacar kamu? lanjut Reni bertanya.
"Aku udah putus sama pacar aku, makanya malam ini acara ulang tahun adik aku, aku enggak punya pasangan, tapi enggak apa-apa juga sih, soalnya ada yang nemenin?"
"Oh, gitu ya, pasti calon pacar kamu?"
"Calon pacar gimana?, dia itu musuh aku yang pernah aku ceritai sama kamu kali, tapi malam ini dia cantik juga"
"Lucu dong, ditemanin sama musuh, hahaha..." Reni meledek, Reni tidak melanjutkan lagi perbincangannya dan langsung beristirahat.

***

"Surpriiiiseee...."
"Papah?" Reni kaget karena papahnya ada di kamarnya untuk membangunkan dia dan ia langsugn memeluk papanya.
"Papah kapan nyampenya?"
"Papa sudah dirumah dari tadi malam, kamu aja yang langsung tidur, papa jadi enggak mau mengganggu, jadi papa pikir besok pagi papah yang bangunin kamu, biar surprise..." jawab papanya menjelaskan
"Ya sudah, kamu mandi dulu, biar kita ngobrol-ngobrol sambil sarapan"
"Iya pah" Reni langsung menurut pada papanya, dia langsung mandi dan menuju meja makan.
"Papa kok lama banget sih di singapur, papa enggak kangen sama mama dan Reni ya?" Reni mengeluh.
"Papa kangen dong sayang... tapi papa harus bertanggungjawab sama pekerjaan papa"
"Papa sama aja sama mama, ngomongin tanggungjawablah, kesejahteraan karyawanlah, nyebelin deh.." jawab Reni manja
"Manja banget sih, kan udah kuliah bentar lagi mau nikah"
"Hahh, papa enggak usah ngomong yang macem-macem deh, Reni kan kage...!"
"Papa cuma bercanda kok..."
"Oh ya Ren, kamu mau enggak papa kenalin sama anak teman bisnis papa?" tanya papanya mengisi perbincangan mereka.
"Maksud papa?, papa mau jodohin Reni sama teman bisnis papa, tadi kan papa bilang cuma bercanda?" tanya Reni kaget.
"Memangnya kalau di kenalin langsung dijodohkan?, kan enggak?"
"Pokoknya Reni enggak mau kenal anak taman papa itu, jangan bukan langsung dijodohkan, tapi langsung di nikahkan, ihh, apalagi Reni belu tau anaknya teman papa manusia atau bukan..." jawab Reni menolak.
"Kamu enggak boleh langsung berprasangka buruk sama papa dong..."
"Pokoknya Reni enggak mau...."
"Iya sudah, kalau enggak mau enggak apa-apa, papa juga enggak maksa kok, sekarang lanjutin makannya...!
"Pah" sahut Reni.
"Iya"
"Kita kan enggak pernah liburan, kebetulan minggu depan libur kuliah, gimana kalau kita liburan?" ajak Reni
"Liburan kemana sayang?"
"Bagaimana kalau ke puncak?"
"Ide bagus tuh, papa setuju"
"Makasih ya pah, papa baik deh" kata Reni sambil memeluk papanya.
Karena hari ini Papa Reni pulang ia tak lupa menuliskannya di statusnya di facebook.
"Senengnya akhirnya papa aku pulang juga" dan sebagai pengikut setia Reni, sang pemilik akun Superman pun mengomentari statusnya.
"Wah... senang dong ya...?
"Iya, apalagi minggu depan kami mau liburan keluarga"
"Ikut dong..."
"Liburan aja sama keluarga masing-masing...." jawab Reni meledek dan langsung menutup perbincangannya.

***

       Pagi-pagi menjelang siang Reni dan keluarganya sudah tiba di puncak, Bogor., mereka menyewa villa disana. Mereka terpana dengan keindahan alam di sekitar daerah tersebut.
"Uhhh, segernya udara di puncak, coba kalau tiap hari begini, pasti enggak bikin sumpek" kata Reni
"Iya ya, mama juga senang kalau begini tiap hari..." Sembari mama dan papanya berbincang-bincang, Reni langsung berjalan-jalan keluar dari villa menghirup udara segar. Akan tetapi lagi-lagi ia melihat sosok Rendi. Dia bertanya-tanya dalam hati.
"siapa dia sebenarnya, kok dia bisa ada disini?"
Rendi pun kemudian melihat Reni dan langsung menghapirinya.
"Hei, kok kamu bisa ada disini?"
"Aku lagi liburan sama keluarga aku, kamu sendiri koko ada dini, kamu ngikitin aku ya?
"Ngikutin kamu?, kayak orang kurang kerjaan aja..."
"Terus ngapain dong?"
"Aku lagi liburan keluarga lagi"
"iya sudah, aku mau ke villa aja" Reni masih jual mahal
"Villa kamu yang mana Ren"
"Itu enggak perlu kamu tau"
"Kamu masih marah sama aku ya, oke deh untuk yang kesekian kalinya aku minta maaf"
Reni langsung berfikir untuk memaafkan Rendi, karena ia juga senang dengan keberadaan Rendi disampingnya.
"Iya deh, aku maafin.."
"Jadi kita berdamai nih?" tanya Rendi senang karena akhirnya Reni menganggukkan kepalanya pertanda ia mau berdamai dengan Rendi.
"Yes" kata Rendi dengan suara pelan.
"Sudah ya Ren, aku harus balik ke villa, entar mama sama papa aku kebingingan" Kata Reni dengan nada tidak seperti biasanya bahkan ia memanggil panggilan sehari-hari Rendi.
"Iya Ren" Jawab Rendi yang juga dengan ramah. Reni langsung berjalan menuju Villanya, namu sebelum tiba di villanya ia juga melihat Cyntia sedang asyik bercengkrama dengan orang tuanya.
"Kayaknya itu Cyntia deh...?"
"Apa dia liburan sama keluarganya juga?" Reni bertanya-tannya dalam hati dan ia menghampiri mereka karena ia yakin itu Cyntia.
"Cyn...." Reni mencoba memanggil dan ternyata benar itu Cyntia dan kedua orang tuanya.
"Hai, Ren. kok kamu ada di sini, sama siapa?"
"Aku sama papa dan mama aku"
"Pasti kalian mau merayakan kedatangan papa kamu dari singapur?"
"Enggak kok cuma liburan aja" katanya. Reni mengajak Cyntia menjauh dari papa dan mamanya sebentar.
"Cyn, tadi aku lihat si cowok tengil di kampus kita..."
"Oh ya, kok bisa ya, terus dia masih mengusili kamu atau enggak?"
"Enggak kok, malahan dia minta maaf sama aku"
"Terus kamu maafin dia, gitu?"
"Iya lah, udah beberapa kali dia minta masa enggak di maafin juga sih, apalagi dia sangat ramah waktu pesta ulang tahun kamu."
"Oh ya, kok aku enggak tau dia di pesta ulang tahun aku?"
"Aku juga enggak tau, kenapa dia ada di pesta itu"
"Tapi waktu itu dia kelihatan romantis, ganteng ramah lagi..." karena senangnya, dengan tidak sengaja Reni mengucapkan kata-kata itu, yang seharusnya tidak boleh di dengar oleh Cyntia.
"Reni... jangan bilang kamu suka sama cowok itu, entar kamu langsung aku kawini sama ayam..." kata Cyntia meledek.
"Hah, suka? enggak kok, biasa aja..." katanya gugup
"Oh ya Cyn, Villa aku berdekatan sama villa kamu, kamu datang ke villa aku ya...! Reni langsung mengalihkan pembicaraan mereka dan langsung pergi karena enggak mau Cyntia bertanya lebih jauh. Setelah dua hari di puncak, Reni dan keluarganya kembali kerumah mereka.


***

"Selamat pagi semuanya" sahut Reni dengan riang kepada teman-teman sekelasnya di kampus.
"Kayaknya ada yang senang nih..." kata Reni
"Enggak kok, biasa aja" Reni seolah tau maksud pembicaraan Cyntia. Senbari mereka masih bercanda, tiba-tiba Reni di telpon oleh mamanya.
"Iya mah, Reni udah di kampus"
"Iya sayang mama sudah tau, soalnya tadi mama sudah nelpon pak Tono" 
"Jadi mama mau ngapin?"
"Mama cuma mau bilang, ntar pulang kuliah kamu naik taksi aja, karena tadi mama di telpon sama keluarga pak Tono soalnya istrinya mau melahirkan.
"Ohh, iya mah" Reni langsung menutup telpon karena Dosennya Sudah masuk. Setelah selesai mata kuliah hari itu, Cyntia tak lupa menyakan perbincangan Reni dengan Mamanya.
"Ren, tadi mama kamu bilang kamu naik taksi ya?"
"Iya"
"Gimana kalau kita naik mobil kakak aku aja, ntar aku sama kakak akum lewat rumah kamu deh" ajak Cyntia
"Tapi aku entar ngerepotin kakak kama lagi Cyn..."
"Kamu enggak usah khawatir deh, pasti kakak aku mau, soalnya hari ini dia juga enggak punya kesibukan.
"Tapi kalau entar kakak kamu nolak juga enggak apa-apa kok Cyn" kata Reni sungkan
"pokoknya kamu tenang aja deh, biar sealian aku kenalin kamu sama kakak aku..."
Setelah tiba saatnya pulang merekapun menuju parkiran di mana mobilnya di parkir, namun mereka masih harus menunggu kakak Cyntia hingga selesai kuliah.
"Kakak kamu yang mana sih Cyn?" Reni mulai penasaran
"Itu dia sudah datang..." Cyntia menunjuk seorang cowok
"Hah, maksud kamu yang mana?" Reni heran karena Cyntia menunjuk orang yang sudah ia kenal.
"Itu loh, yang pakai baju biru, yang menuju kesini..."
"Maksud kamu, kakak kamu yang kamu ceritain selama ini Rendi?" Katanya semakin penasaran.
"Kok kamu sudah kenal?"
"Ya ampun Cyn kalau tau begini aku enggak usah nebeng sama kamu dan kakak kamu..."
"Memangnya kamu punya masalah apa sama kakak aku?" Cyntia pun jadi penasaran.
"ya sudah ya cyn, sebelum kakak kamu kesini aku langsung pergi aja..." Reni ingin langsung pergi namun Cyntia menahannya.
"Apa-apaan sih Ren, kakak aku baik kok"
"Iya, baik, tapi dia yang selama ini aku ceritain sama kamu cyn...."
"Maksud kamu si cowok tengil itu.."
"Iya, jadi enggak enak sama kamu Cyn..."
"Berarti entar aku yang marahin kakak aku..."
"Jangan ya Cyn, kami kan udah berdamai kemarin..."
"Tuh kan, berarti kamu sudah enggak usah malu lagi, dan tetap pulang bareng aku sama kakak aku..." mereka masih bicara rendi sudah menghampiri mereka.
"Reni?, ngapain kamu sama Cyntia di situ?" Rendi menyapa terlebih dahulu, tapi Reni hanya menjawab dengan senyum saja.
"Kak, Reni pulang bareng sama kita ya kak...!" Pinta Cyntia sama Rendi
"Emangnya rumah Reni dimana?"
"Di lenteng agung kak..."
"Kalau kamu enggak mau, enggak apa-apa kok..." Reni langsung memotong perbicaraan mereka karena takut Rendi bakal menolak untuk mengantarnya pulang.
"Kok kamu gitu sih, aku kan mau ngantarin kamu kerumah kamu, apalagi kamu temen adik aku, yuk masuk...!" ajak Rendi. Hingga didalam mobil Cyntia masih bingung kenapa mereka bisa saling kenal
"kak" Panggil Cyntia
"ya"
"Kakak udah pernah ngintipin Reni ya?" Tanya Cyntia sehingga membuat Reni malu membahas itu lagi dan tak henti-henti Reni menginjak kaki Cyntia memberikan kode agar Cyntia enggak membahas itu lagi.
"Oh, itu ya, tapi kakak kan udah minta maaf, iya kan Ren?"
"Iya nih Cyntia masih bahas itu lagi, lagian kan aku yang salah masuk toilet.."
"Cieee... ada yang saling membela nih...." Ledek Cyntia
"Kamu apa-apaan sih Cyn" kata Reni malu.
"Jadi cowok yang ramah, ganteng dan romantis itu kakak aku ya Ren?"
"Ohhh, pasangan kakak yang anggun di pesta kemaren Reni ya kak?" Cyntia tak henti-hentinya meledek Reni dan kakaknya, sehingga membuat mereka berdua jadi malu.
"Kamu apa-apaan sih Cyn?"
"Sumpah kemaren masih berlaku enggak ya?,kayaknya kemari ada yang bilang lebih baik kawin sama ayam tuh..." Kesempatan ini benar-benar dipergunakan Cyntia buat terbahak-bahak sendiri.
"Emangnya siapa yang gituan?" Tanya Rendi
"Enggak tau deh, ada enggak ya...?
"Udah dong Cyn...!" Reni semakin geli mendengar ledekan Cyntia oleh karena itu Cyntia diam sejenak dan hanya senyum senyum memandangi Reni yang saat itu duduk didepan karena dipaksa Cyntia. Sehingga membuat mereka berdua malu untuk bicara.
"Jadi kamu satu kelas sama adik aku Ren?" Tanya Rendi sungkan
"Iya" jawabnya singkat karena malu terus diperhatikan Cyntia sambil senyum-senyum.
"Kok bisa?"
"Aku enggak taulah Ren..."
"Cieee, ada yang sudah akrab nih, bentar lagi jadian, mungkin enggak ya?" ledek Cyntia lagi karena ia tahu bahwa Reni jatuh cinta sama Rendi, karena selama ini Reni juga sering curhat sama Cyntia tentang orang yang pertama kali dianggap tengil itu yang ternyata kakaknya sendiri.
"Udah dong Cyn...!" kata Rendi membela Reni.
"Ohh, selama ini maksud kakak cewek jelek itu sahabat Cyntia?" Akhirnya kakaknya enggak luput dari ledekan Cyntia.
"Awas kamu ya Cyn, kalau bicara lebih banyak lagi tentang itu, kakak enggak mau curhat sama kamu lagi deh...!"
"Iya deh, aku tau, Cewek jelek yang bikin deg-degan kan...?"
"Cyntia, jangan mulai lagi deh..." Rendi terlihata sangat malu
"Kalau kisah seperti ini di buat film judulnya apa ya?"
"Cowok tengil jatuh cinta pada cewek jelek, hahaha...." Lanjut Cyntia
"Dasar, kamu ada-ada aja...! jawab Rendi, karena sudah tiba di rumah Reni, maka iapu turun dari mobil Rendi.
"Makasih ya Cyn..."
"Makasih sama kakak aku kali Ren..."
"eee.. makasih ya Ren" kata Reni sedikit gugup dan Reni langsung melangkah kerumahnya.

***

      Hingga malam Reni masih teringat dengan kejadian tadi siang, ia pun senyum-senyum sendiri, ia masih tidak habis pikir kalau ternyata Rendi itu kakaknya Cyntia. Ia pun menuliskn hal itu di Facebook.
"Ya, Tuhan... apa mungkin aku jatuh cinta?" Reni berharap Superman memberi komentar di status barunya itu, akan tetapi sembari menunggu komentar handphonenya berdering.
"Hallo, ini siapa?"
"Ini Rendi Ren..."Sahut Rendi ramah, dan sontak membuat Reni semakin deg-degan.
"Kok kamu tau nomor aku Ren?"
"Kan aku minta dari Cyntia..."
"Maksud kamu, kamu kasih tau Cyntia bahwa kamu mau nelpon kau...?" katanya panik, karena enggak mau di ledek sama Cyntia lagi.
"Udah kamu enggak usah khawatir, kamu lagi ngapain? lanjut Rendi
"Aku enggak lagi ngapa-ngapain kok..."
"Besok supir kamu udah kerja belum...?"
"Pasti Cyntia lagi yang cerita sama kamu, benar-benar deh..."
"Besok supir aku emang belum bisa kerja.." lanjut Reni
"Kamu aku jemput ya?"
"Aku enggak ngerepotin nih..." Reni tidak sanggup menolak karena sebenarnya itu yang dia harapkan.
"Enggak lah"
"Iya deh" Renipun menutup telpon setelah mereka selesai bicara dan langsung beralih lagi ke laptopnya karena superman belum kunjung memberikan komentar terhadap status barunya, malah superman membuat status baru.
"Senengnya... besok bakal berangkat kuliah bareng gebetan"
"Ohhh, kamu udah punya gebetan nih, pantesan status aku enggak di komentari lagi" jawab Reni di statusnya Superman.
"Bukannya aku enggak mau komen, barusan aku nelpon..." Jawab superman
"Pasti nelpon gebetan kamu, iya kan?"
"Iya, trus tadi kamu buat status tentang jatuh cinta, memangnya kamu lagi jatuh cinta ya...? lanjut superman
"Iya nih, aku juga bingung, cuma kalau aku dekat sama dia pasti aku deg-degan banget, jantung aku seperti mau copot"
"Kalau gitu kamu tembak aja...!"
"Enak aja, aku kan cewek, harusnya cowok dong yang nembak..."
"Jaman sekarang cowok atau cewek sama aja cat, dari pada di gaet orang lain?"
"Iya juga sih, tapi aku harus nunggu dia yang nembak, yang penting aku kasih sinyal bahwa aku suka sama dia"
"Terserah kamu aja deh, oh kapan dong kita ketemuan?" Superman menyinggung lagi soal Rencana pertemuan mereka.
"Aku punya ide" jawab Reni
"Idenya apa?"
"Bagaimana kalau kita kopi darat setelah kita sudah jadian sama gebetan masing-masing, terus kita ajakin gebetan kita itu kopi darat sama kita...!"
"Wah...ide bagus tuh"  setelah itu mereka mengakhiri perbincangan mereka di facebook.

***

"Ren aku dah di depan pagar rumah kamu nih..." SMS dari Rendi, dan Reni langsung keluar dari rimahnya dan melihat Rendi sudah di depan rumahnya.
"Cyntia mana Ren?" tanya Reni karean tidak melihat Cyntia bersama Rendi
"Dia sudah duluan, tadi ada temannya yang ngajakin dia duluan, ya sudah, kita berangkat yuk..."
"Silahkan masuk...!" dengan ramah Rendi membuka pintu mobilnya.
"Kamu lebay banget sih Ren" jawab Reni sedikit malu.
"Untuk cewek secantik kamu enggak apa-apa dong..."
"Gombal..." Merekapun semakin akrab berbincang-bincang didalam mobil.
"Kamu udah semester berapa Ren?" Tanya Reni penasaran
"Waktu itu kamu bilang, dari wajah aku, aku udah semester akhir...?" kata Rendi sambil mengenang pertemuan pertama mereka di supermarket.
"Kamu jangn mulai lagi dong Ren, aku serius nih..."
"Aku sih masih semester lima"
"Cyntia sering cerita tentang kamu loh Ren...!" lanjut Reni
"Emangnya dia cerita apa tentang aku?"
"Dia bialng kamu kakak yang baiklah, gantenglah, pintarlah..."
"Ada-ada aja si Cyntia, itu berlebihan kali, dia juga sering bilang kamu cantik, pintar cocok kalau di comblangi sama aku..." lanjut Rendi
"Oh ya?" Kata Reni kegerangan namun ia malu terlihat segirang itu.
"Oh ya" katanya lagi pelan
"Iya"
"Cyntia ada-ada aja deh"
"Kamu udah punya pacar belum Cyn?" tanya Rendi dengan suara yang lembut
"Belum, aku..." Cyntia berniat mengatakan alasannya yang setiap kali di tanya tentang pacar tapi karena ia mengharapkan Rendi menembak dia, maka dia menghentikannya.
"Mau enggak jadi pacar aku?" Rendi menembak Reni
"I......Iya" jawab Reni tersipu malu sambil menganggukkan kepalanya
"Beneran kamu mau?" Rendi pun kegirangan
"Jadi mulai hari ini kita jadian nih...?"
"kamu jangan tanya itu lagi deh, aku kan jadi malu..."
"Iya sayang..." rendi mulai memanggil Reni dengan berani
"Apa-apaan sih, lebay deh..."
"Enggak apa-apa dong, mulai hari ini kita kan pacaran?"
"Terserah kamu deh.." jawab Reni karena sebenarnya ia sangat senang

***

      Setelah beberapa bulan jadian Reni berencana ingin memperkenalkan Rendi pada papa dan mamanya.
"Mah, pah aku mau ngomong nih"
"ngomong aja, papa selalu siap mendengar.."
"Aku mau memperkenalkan papa mama sama pacar Reni"
"Pacar kamu yang kamu yang hari-hari kamu ceritain sama mama itu? tanya mamanya
"Iya"
"Bagus tuh, mama juga penasaran, emangnya sebaik apa sih pacar anak mama ini?"
"Kapan?" tangya papanya
"Nanti malam, dia juga mau ngajakin Papa mamanya"
"Oh ya?" mamanya kaget karena Reni membuat rencana secara mendadak.
"Kok buru-buru banget?" tanya papanya
"enggak apa-apa dong pa, kan cuma perkenalan keluarga..."
"Baik" kedua orangtuanya pun menyetujui pertemuan yang mendadak tersebut. setelah mama dan papanya setuju tak lupa ia mengajak sahabatnya di facebook dan secara berani Reni meninggalkan nomor HP di status sahabatnya itu
"Malam ini kita ketemuan di kafe REMAJA, ini nomor handphone aku 08131000888, kita ketemu terlebih dahulu dimeja no 13.

***

"Papa udah siap, yang lain udah belum?"
"Reni juga, cepetan dong mah...!"
"Iya ini mama udah siap kok"
Selama diperjalanan Reni kebingungan karena Supemen belum menghubunginya, hingga di kafe ia cilingak-cilinguk melihat orang yang akan duduk di meja nomor 13. Dari jauh ia sudah melihat keluarga Rendi dan melihat Rendi duduk di meja nomor 13.
"hah?, Rendi kok duduk di meja itu, apa mungkin selama ini dia yang punya akun superman?" ia bertanya-tanya dalam hati dan langsung menghampiri Rendi.
"Superman?" Reni memanggil dengan nama akunnya
"Reni, kok kamu tau nama akun aku?, atau jangan-jangan kamu Catwomen?" Tanya rendi lagi
"Jadi selama ini kita udah berteman di Facebook, pantesan aja kejadian yang kita tulis semuanya sama..."
"Wahhh, kalau gini caranya cocok banget dibuat film, judulnya "Catwomen dan Superman berteman difacebook, hahaha" jawab Rendi bercanda.
"ya sudah sekarang kita gabung sama keluarga kita aja, sebelum mereka menunggu...." mereka berdua langsung menuju ketempat dimana keluarga mereka akan berkumpul, namun dari jarak yang tidak terlalu dekat mereka sudah melihat orang tua mereka masing-masng sudah berbincang sangat akrab seperti orang-orang yang sudah berteman lama.
"Papah,kok sudah kenal sama papanya Rendi?"
"Iya kenalah, kan papa udah pernah bilang sama kamu mau kenalin kamu sama anak sahabat papa?"
"maksud papa, sahabat papa itu papanya Rendi?"
"Iya"
"Kok enggak bilang dari kemarin-kemarin sih pah?"
"Kan kamu yang bilang anak sahabat papa manusia atau bukan, jadi nya papa langsung gak mau deh..."
"Ihh papa jangan di ingat itu lagi ya, sekarang kan Reni sudah jadian sama Rendi..."
"Makanya jadi orang jangan berperasangka buruk, akhirnya kemakan omongan sendiri kan....!"
"Hahaha...." begitulah pertemuan mereka, semua jadi hangat karena ternyata jalan mereka dalam berpacaran bahkan berencana untuk secepatnya menikah tidak ada hambatan yang berarti.

Rabu, 01 Desember 2010

SEMINAR

Mengikuti seminar yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma bekerja sama dengan tim Panitia antar Departemen dalam rangka sosialisasi rancangan undang-undang tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada ;

hari/ tanggal   :  Selasa, 30 September 2010
tempat           :  Universitas Gunadarma, kampus D, gedung 4 lt. 6
tema              :  Rancangan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)